Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelesaian Pembangunan Turap di Bukit Duri Tunggu Pemindahan Mushala dan Masjid

Kompas.com - 10/10/2016, 14:33 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemasangan ratusan beton turap untuk normalisasi Sungai Ciliwung di Bukit Duri, Jakarta Selatan, mengalami kendala.

Adi Wiryanto, salah satu pengawas proyek dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane mengatakan, saat ini pemasangan turap tidak bisa merata. Mereka harus menunggu pemindahan masjid dan mushala yang masih kokoh berdiri.

"Karena ada mushala kami tidak kerjakan dari ujung dulu, mulai dari tengah setelah mushala," kata Adi di Bukit Duri, Senin (10/10/2016).

Beton-beton turap setinggi 12 meter itu ditanam sekiar 10 meter dari bibir sungai yang biasa menjadi bagian belakang rumah warga. Titik pemasangan turap terbagi menjadi tiga yaitu di RW 10, 11, dan 12.

Tiga mushala dan satu masjid yang masih berdiri di Bukit Duri yaitu mushala Al-Hidayah di RT 06 RW 10, mushala Al-Iksaniyah RT 10 RW 12, mushala As-Sa'adah di RT 06 RW 12, serta Masjid Al-Hidayah di RT 05 RW 12. Masjid dan mushala ini baru dibongkar jika ada penggantinya.

Warno, Ketua RT 06 RW 10 Bukit Duri mengatakan, pihaknya kini menunggu pemerintah untuk mengurus pemindahan atau penggantian mushala Al-Hidayah. Ia berharap mushala akan dibangun lagi lebih layak.

"Ini tanah wakaf, jadi kalau bisa dibangun lagi. Kalau tidak ya diganti supaya kami bisa bangun lagi di sekitar sini," ujarnya.

Camat Tebet Mahludin memastikan mushala akan dibangun kembali di tengah permukiman warga. Hanya saja, saat ini, sedang dicari lokasi penggantinya.

"Mushala yang di RW 12 sudah ketemu tanahnya di RT 08. Yang lain kami masih tunggu pengurusnya mengajukan proposal," kata Mahludin.

Kompas TV Pembersihan Puing Bangunan di Bukit Duri Dilakukan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com