Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Ahok-Djarot, Agus-Sylvi, atau Anies-Sandi yang Unggul di Bidang Ekonomi?

Kompas.com - 14/10/2016, 20:10 WIB
Nursita Sari

Penulis

1) Meningkatkan pendapatan warga Jakarta khususnya kelas menengah bawah untuk mengurangi ketimpangan.

2) Peningkatan akses UMKM dan usaha informal terhadap tempat usaha yang layak dan berkepastian hukum.

3) Transparansi pengumpulan, alokasi, dan penggunaan APBD.

4) Peningkatan efektivitas penyerapan APBD bagi usaha produktif.

5) Peningkatan akses generasi muda terhadap peluang-peluang ekonomi kreatif dan kewirausahaan.

6) Peningkatan akses khususnya masyarakat Kepulauan Seribu terhadap akses pendidikan, kesehatan, dan peluang sosial ekonomi.

7) Peningkatan dan penyebaran manfaat pariwisata terhadap ekonomi dan peluang usaha masyarakat.

8) Mendirikan social shelter untuk memberikan bantuan kepada penduduk miskin Jakarta dengan merevitalisasi fasilitas-fasilitas serupa yang masih belum berfungsi optimum.

Program di bidang ekonomi juga tercantum dalam poin tentang “program aksi untuk mewujudkan Jakarta yang sejahtera”, yakni penciptaan lapangan kerja baru melalui pemberdayaan UMKM, kewirausahaan, dan ekonomi kreatif.

Agus-Sylviana berharap program aksi tersebut dapat menurunkan angka kemiskinan DKI yang pada tahun 2015 sebesar 3,61 persen menjadi di bawah 2,5 persen pada 2022.

Program-program tersebut juga diharapkan dapat mendorong pertumbungan Jakarta lebih cepat. Agus-Sylviana berharap rata-rata pertumbuhan ekonomi DKI selama tahun 2017-2022 menjadi sebesar 6,5 persen.

Anies-Sandiaga

Dalam situs web Sitap KPU, ditemukan dua berkas visi-misi Anies Baswedan-Sandiaga Uno, yaitu  yang 23 halaman dan yang hanya 3 halaman (versi ringkas).

Dalam visi-misi yang berjumlah 23 halaman, Anies-Sandi memfokuskan program perekonomian pada menjaga stabilitas harga bahan pokok. Program tersebut diuraikan sebagai berikut:

1) Meningkatkan efisiensi produksi dan menyederhanakan rantai distribusi untuk menjaga stok dan harga bahan pokok.

2) Memetakan variasi kebutuhan dan preferensi konsumsi bahan pokok yang dimiliki masyarakat DKI Jakarta.

3) Memberikan kompensasi bagi warga miskin yang membutuhkan atau mendapat kesulitan akibat keadaan ekonomi.

4) Menggalakkan operasi pasar.

5) Menciptakan teknologi aplikasi daring yang berfungsi sebagai information clearing house (pembanding harga bahan pokok) dan e-commerce.

6) Memberikan pelatihan untuk urban farming dengan memanfaatkan area bersama di perumahan.

7) Melakukan negosiasi dan memberikan pinjaman kepada produsen.

8) Memberikan skema insentif dan disinsentif atas produk-produk tertentu.

9) Menelusuri dan menindak praktik-praktik yang membuat harga bahan pokok menjadi tidak menentu dan merugikan warga.

10) Membuat sistem informasi antar-produsen melalui aplikasi daring.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com