Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Solusi Djarot untuk Sampah dan Banjir di Kali Induk Kramatjati

Kompas.com - 16/10/2016, 12:38 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seusai blusukan di Kali Induk, Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bertemu dengan masyarakat yang tinggal di sekitar kali tersebut.

Dalam pertemuan itu, Djarot menyampaikan solusinya untuk masalah banjir dan penanganan sampah di sungai tersebut.

Luapan Kali Induk disebut biasa menyebabkan wilayah RW 02 dan 05 Batu Ampar terendam banjir.

Usulan mengeruk Kali Induk untuk mengurangi banjir, sejauh ini berdasar penilaian Djarot hanya dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan tenaga manusia.

Sebab, sulitnya akses untuk alat berat ke kali tersebut membuat pengerahan alat-alat berat untuk normalisasi sungai sangat sulit.

Hampir sepanjang kali yang memiliki panjang dua kilometer itu dipadati rumah penduduk, yang sebagian di antaranya sudah berupa bangunan permanen.

"Kalau kita masukkan ekskavator, maka (akan) korbankan banyak bangunan dan jembatan. Kita sepakati kita lakukan dengan kerja bakti, kita gali (sedimen) dengan manual," kata Djarot, di Batu Ampar, Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (16/10/2016).

Djarot ingin imbauannya untuk kerja bakti mengeruk kali secara manual itu tidak hanya wacana semata, tetapi berlanjut dengan aksi nyata.

Dengan demikian, bisa mengurangi dampak banjir di kawasan itu. Dia juga meminta warga tak segan untuk meminta bantuan baik ke petugas Dinas Kebersihan, Tata Air, maupun petugas PPSU.

Kebetulan bagi petugas PPSU, pada akhir pekan adalah waktu kerja bakti bersama warga sehingga anjuran Djarot itu bisa dilakukan.

Sementara itu, untuk wilayah di sekitar Kali Induk yang bisa dimasuki alat berat, Djarot mengatakan, normalisasi sungai akan dilakukan.

Sedangkan soal sampah di dalam sungai, Djarot berpesan ke jajaran lurah sampai camat agar berkoordinasi dengan Pasar Induk Kramatjati.

Sebab, berdasarkan laporan warga, sampah yang hanyut di Kali Induk juga berasal dari pasar tersebut, terutama saat air sedang pasang karena hujan.

Menurut warga, ada oknum yang memanfaatkan air pasang itu untuk menghanyutkan sampah dalam jumlah besar.

Sehingga, Djarot juga menyanggupi permintaan warga untuk memasang jaring untuk menjerat sampah di permukaan Kali Induk.

Ia berpesan jajarannya untuk menindaklanjuti hal ini.

"Ini sampah di pasar jadi 'oleh-oleh' masyarakat sini. Oleh karena itu, sinergi supaya sampah tidak masuk kali itu. Kita berharap betul-betul mengurangi dampak banjir," ujar Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com