Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Polri dan TNI Tak Hadiri Sidang Gugatan "Class Action" Warga Pasar Ikan

Kompas.com - 27/10/2016, 15:25 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Sidang gugatan kelompok atau class action yang diajukan oleh warga Pasar Ikan, Jakarta Utara, ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, berlangsung singkat, Kamis (27/10/2016).

Sidang gugatan terkait penggusuran permukiman warga Pasar Ikan ini berlangsung selama 30 menit.

Ketua Majelis Hakim di persidangan Taryan Setiawan memeriksa kelengkapan para penggugat yang diwakili Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta serta kelengkapan pihak tergugat, yakni Pemprov DKI, Polri, dan TNI.

(Baca juga: Warga Pasar Ikan Diminta Siap Mental Saat Ikuti Persidangan "Class Action")

Saat sidang berlangsung, kuasa hukum dari Polri dan TNI tidak hadir tanpa alasan yang jelas. Sementara itu, empat kuasa hukum dari Pemprov DKI tampak hadir.

"TNI dan Polri tidak hadir ya?" tanya Taryan kepada sejumlah kuasa hukum Pemprov DKI dalam sidang di PN Jakarta Pusat.

Kuasa hukum Pemprov DKI Jakarta kemudian menjawab bahwa perwakilan TNI dan Polri tidak hadir dalam sidang ini.

Puluhan warga Pasar Ikan juga hadir memenuhi ruang sidang Oemar Seno Adji II itu. Karena terlalu ramai, sejumlah warga harus duduk di lantai.

Warga Pasar Ikan telah tiba di PN Jakarta Pusat sejak pukul 09.30 WIB. Persidangan yang dijadwalkan dimulai pukul 10.00 WIB, baru bisa digelar sekitar pukul 14.00 WIB.

Warga terlihat antusias mengikuti sidang ini meskipun mereka harus berdesak-desakan.

Ada yang mengabadikan jalannya sidang menggunakan ponsel, ada pula yang duduk diam karena tak tahu aturan yang berlaku dalam sidang.

"Ssst...jangan berisik, hakim lagi bicara," bisik warga.

(Baca juga: Warga Pasar Ikan Ajukan Gugatan "Class Action" terhadap Pemprov DKI)

Warga Pasar Ikan mengajukan gugatan class action ke PN Jakarta Pusat pada 3 Oktober 2016.

Warga menuntut agar pihak tergugat memberikan ganti rugi terhadap pembongkaran ratusan permukiman di Pasar Ikan.

Permukiman warga Pasar Ikan dibongkar Pemprov DKI pada pertengahan April 2016 dengan alasan untuk merevitalisasi kawasan Sunda Kelapa.

Kompas TV Tolak Relokasi, Nelayan Bertahan di Tenda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com