Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menata PKL, Menghidupi Jakarta...

Kompas.com - 28/10/2016, 08:39 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamis (27/10/2016) siang, seorang pedagang nasi gulai di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, diuber Satpol PP. Pedagang nasi gulai tersebut terpasksa mengumpet sementara dari tempat jualannya di trotoar.

Di waktu yang sama, seorang pedagang nasi soto di Jalan TB Simatupang, juga di Jakarta Selatan, sibuk menyiapkan dagangannya kepada para karyawan gedung Menara 165.

Si pedagang nasi gulai dan pedagang nasi soto sama-sama bermodalkan gerobak, sama-sama dagang di jalanan pada awalnya.

Bedanya? Tukang soto tersebut kini bergabung dengan Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Jakarta Selatan. Biasa berjualan di trotoar, si tukang nasi soto ditawari oleh pemerintah dan pengelola gedung untuk berjualan di kantin.

UMKM atau pedagang kaki lima (PKL) kini jadi perhatian besar pemerintah. Sebab keberadaan mereka tiap sudut kerap membuat macet jalanan. Pemprov DKI Jakarta pun menyediakan tempat.

Di Jakarta Selatan saja, tercatat ada 68.000 UMKM. Saat ini tercatat baru 3.428 pedagang UMKM yang mendapat tempat di perkantoran, mal, lokasi sementara, dan lokasi binaan.

Selain Gedung Menara 165, sejumlah gedung lain juga menempatkan PKL di dalam gedung seperti di Mal Gandaria City, Mal Kota Kasablanka, Mal One Bell Park, Mal Ciputra World, Mal Pejaten Village, dan Gedung Alamanda Tower.

Upaya menata PKL telah dikemukakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang ingin kantor wali kota jadi tempat berjualan PKL pada malam hari. Ia menilai cara itu akan lebih baik daripada PKL berjualan di trotoar.

Pemilihan waktu malam hari dinilai tidak akan mengganggu kegiatan pemerintahan.

"Jakarta mau dagang apapun laku, apalagi kalau dagangannya enak. Yang repot nyewa tempat strategis yang tidak sanggup karena mahal. Makanya kami mau manfaatkan semua," kata Ahok di Balai Kota, Senin (17/10/2016).

Selain bertujuan untuk menyediakan tempat yang layak dan strategis, Ahok menilai cara itu akan ampuh mengurangi kemacetan. Ia melihat cukup banyak tempat berjualan PKL yang menjadi sumber kemacetan, terutama PKL yang dagangannya laris.

Pemkot Jaksel sendiri mendorong ada perusahaan-perusahaan yang mau menyediakan tempat bagi PKL, dan membiayai BPJS-nya melalui dana corporate social responsibility (CSR).

Sop kaki kambing H Irwan yang legendaris sejak 60-an diresmikan beberapa pekan lalu di Jalan Melawai oleh PT Sosro. Bakso tenis Blok S dan bubur Barito berikutnya.

Nibras Nada Nailufar Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan merazia kendaraan yang parkir liar di Jalan Widya Chandra, Kuningan Barat, Jakarta Selatan, Kamis siang (27/10/2016).
Merasa merdeka dan omzet belasan juta

Para PKL yang dibina DKI memiliki kisah suksesnya masing-masing. H Irwan misalnya, berbahagia bisa berjualan di tempat lamanya sebelum ditertibkan tahun lalu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com