Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Ada Kehidupan yang Lebih Baik di Terminal Pulogebang

Kompas.com - 14/11/2016, 07:57 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini tengah melakukan pembenahan terhadap Terminal Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur. Pembenahan yang dilakukan mulai dari perbaikan sistem informasi dan teknologi (IT) hingga kios-kios untuk pedagang yang akan berjualan di lokasi terminal.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengadakan kunjungan ke terminal tersebut pada, Sabtu (12/11/2016) akhir pekan lalu. Pada kesempatan itu, Sumarsono yang didampingi sejumlah pejabat Pemprov DKI, salah satunya Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Andri Yansyah sempat meninjau bangunan terminal di lantai 2,3, dan 4.

Dalam pembenahan Terminal Pulogebang, Pemprov DKI menggelontorkan dana mencapai sekitar Rp 145 miliar. Sumarsono menilai besaran anggaran tersebut sudah cukup untuk membenahi seluruh Terminal Pulogebang agar bisa beroperasi optimal.

"Rp 145 miliar saya kira cukup. Kalau pun ada tambahan lagi mungkin sekitar Rp 50 miliar supaya terminal Pulogebang ini sempurna. Kalau ada tambahan nanti masuknya di APBD 2017," kata pria yang biasa disapa Soni ini.

Khusus untuk sistem IT, Soni menyatakan Terminal Pulogebang harus punya sistem IT yang terkoneksi dengan sistem Jakarta Smart City.

"Jadi Gubernur DKI kalau mengendalikan terminal tinggal dari dashboard yang ada di Balai Kota. Ini yang harus dilengkapi," ujar dia.

Sedangkan khusus untuk pembenahan kios-kios pedagang, Soni mengatakan Pemprov DKI berencana memberikan insentif bagi pedagang yang bersedia berjualan di Terminal Pulogebang.

Soni belum dapat memastikan bentuk pemberian insentif yang dimaksudkannya itu. Namun, ia menyebut cara yang kemungkinan dilakukan adalah dengan tidak mengenakan biaya sewa kios.

"Kios-kios yang ada termasuk mal masih kosong. Itu dalam waktu dekat harus terisi. Harus ada insentif supaya mereka mau mengisi. Bisa gratis atau diskon," kata dia. (Baca: Belum Beroperasi, Terminal Pulogebang Akan Diresmikan Ulang Jokowi)

Kios-kios pedagang di Terminal Pulogebang tercatat mencapai 150 kios. Namun, saat kunjungan Soni ke lokasi tersebut, belum ada satupun kios yang terisi. Padahal, Soni menilai keberadaan pedagang sangat diharapkan sebagai bagian dari penyediaan kebutuhan bagi pengunjung terminal.

"Fasilitas yang dibutuhkan penumpang harus segera dibereskan. Sehingga penumpang kalau nunggu bisa sambil ngopi, sambil ngeteh," kata Soni.

Alsadad Rudi Situasi Terminal Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (12/11/2016).

Soni menginstruksikan agar kios-kios yang ada di Terminal Pulogebang sudah harus terisi paling lambat pertengahan Desember 2016. Karena pada 20 Desember, Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan meresmikan terminal tersebut sebagai terminal terpadu percontohan untuk terminal seluruh Indonesia.

Terminal Pulogebang dibangun sebagai terminal antarkota antarprovinsi (AKAP). Terminal Pulogebang ini sudah diresmikan dan mulai beroperasi sejak Juni 2012. Namun, sampai dengan saat ini, terminal yang diklaim terbesar di Asia Tenggara itu dinilai belum beroperasi secara optimal.

Indikatornya adalah masih sedikitnya PO bus yang menjadikan Terminal Pulogebang titik kedatangan dan pemberangkatan. Data Dishubtrans menyebutkan dari 250 kantor untuk PO bus yang disediakan, baru 39 kantor yang sudah ditempati. Itu pun setelah pada mudik Lebaran 2016 lalu, Pemprov DKI memerintahkan agar PO-PO bus AKAP yang masih beroperasi di Terminal Pulogadung pindah ke Terminal Pulogebang. (Baca: Pemprov DKI Beri Insentif untuk Pedagang yang Mau Jualan di Terminal Pulogebang)

Karena itu, selain perbaikan sistem IT dan kios-kios pedagang, Soni menilai masih sepinya Terminal Pulogebang karena banyaknya terminal bayangan di Jakarta. Ia memerintahkan agar pembenahan Terminal Pulogebang diimbangi dengan penertiban terhadap terminal-terminal bayangan.

Ia menegaskan ke depannya semua bus AKAP dari dan tujuan Jakarta harus menjadikan Terminal Pulogebang titik pemberangkatan dan kedatangan. Dengan cara ini, ia yakin Terminal Puogebang dapat berfungsi optimal dan ada kehidupan yang lebih baik di sana.

"Diharapkan ketika diresmikan Presiden, sudah ada kehidupan yang lebih baik di sini. Dalam sebulan ini saya harapkan dapat berfungsi secara ideal, berfungsi optimal dan dapat disempurnakan," pungkas pria yang juga menjabat Dirjen Otonomi Daerah di Kemendagri ini. 

Kompas TV Terminal Bus Terbesar Se-Asia Tenggara Sepi Peminat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com