Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema yang Membebani Perempuan di Kota

Kompas.com - 29/11/2016, 16:00 WIB

Hasilnya, sebagian besar dari mereka, yaitu 86,33 persen, datang dalam kondisi sedang tidak bekerja. Dari jumlah itu, 59 persen menyatakan pernah bekerja sebagai buruh atau karyawan honorer. Sisanya pernah jadi pekerja bebas dan buruh karyawan tetap.

Rata-rata mereka yang datang untuk mencari kerja merupakan lulusan SMP atau SMA dan SMK. Dari hasil wawancara didapat fakta bahwa banyak perempuan menghadapi masalah seperti ketidakpastian status pekerjaan juga masalah keluarga, seperti menikah dan harus mengurus anak, serta jarak lokasi pekerjaan yang jauh dari tempat tinggal. Rata-rata mengungkapkan ingin mendapat pekerjaan lebih baik.

"Perempuan yang ingin bekerja rata-rata memiliki motivasi untuk membantu orangtua dan memenuhi kebutuhan hidup (50 persen). Hanya sedikit yang ingin bekerja menambah pengalaman atau ilmu," kata Hera.

Kepala Seksi Pelatihan Pemagangan dan Bina Lembaga Latihan Swasta Disnaker Kota Bogor Dwi Ratnawati mengatakan, persoalan perempuan bekerja sangat kompleks. Mereka yang datang ke balai latihan kerja untuk mendapat keterampilan, misalnya, banyak yang berhenti bekerja karena tak diizinkan suami setelah memiliki anak atau tak diperbolehkan orangtua bekerja di tempat yang jauh.

Kepala Badan Pusat Statistik Kota Depok Erwan Syahriza mengatakan, kesempatan bekerja untuk perempuan saat ini justru lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Banyak perusahaan lebih mempertimbangkan mempekerjakan perempuan yang dianggap memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan laki-laki.

Walau demikian, Komara mengatakan, masih tetap ada kesenjangan jender antara pekerja laki-laki dan perempuan dalam banyak hal. Angka partisipasi perempuan selalu di bawah laki-laki. Di dunia kerja terjadi pula gender disadvantage, seperti perempuan yang bergaji lebih rendah daripada laki-laki, atau bahkan tak mendapat hak-haknya. Selain itu, kerentanan perempuan juga lebih tinggi sebagai tenaga kerja.

Kota yang ideal seharusnya maju bersama semua warganya, baik laki-laki maupun perempuan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 November 2016, di halaman 1 dengan judul "Dilema yang Membebani Perempuan di Kota".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Megapolitan
Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Megapolitan
Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube Rugi Rp 800 Juta

[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube Rugi Rp 800 Juta

Megapolitan
Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Megapolitan
Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com