Hasilnya, sebagian besar dari mereka, yaitu 86,33 persen, datang dalam kondisi sedang tidak bekerja. Dari jumlah itu, 59 persen menyatakan pernah bekerja sebagai buruh atau karyawan honorer. Sisanya pernah jadi pekerja bebas dan buruh karyawan tetap.
Rata-rata mereka yang datang untuk mencari kerja merupakan lulusan SMP atau SMA dan SMK. Dari hasil wawancara didapat fakta bahwa banyak perempuan menghadapi masalah seperti ketidakpastian status pekerjaan juga masalah keluarga, seperti menikah dan harus mengurus anak, serta jarak lokasi pekerjaan yang jauh dari tempat tinggal. Rata-rata mengungkapkan ingin mendapat pekerjaan lebih baik.
"Perempuan yang ingin bekerja rata-rata memiliki motivasi untuk membantu orangtua dan memenuhi kebutuhan hidup (50 persen). Hanya sedikit yang ingin bekerja menambah pengalaman atau ilmu," kata Hera.
Kepala Seksi Pelatihan Pemagangan dan Bina Lembaga Latihan Swasta Disnaker Kota Bogor Dwi Ratnawati mengatakan, persoalan perempuan bekerja sangat kompleks. Mereka yang datang ke balai latihan kerja untuk mendapat keterampilan, misalnya, banyak yang berhenti bekerja karena tak diizinkan suami setelah memiliki anak atau tak diperbolehkan orangtua bekerja di tempat yang jauh.
Kepala Badan Pusat Statistik Kota Depok Erwan Syahriza mengatakan, kesempatan bekerja untuk perempuan saat ini justru lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Banyak perusahaan lebih mempertimbangkan mempekerjakan perempuan yang dianggap memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan laki-laki.
Walau demikian, Komara mengatakan, masih tetap ada kesenjangan jender antara pekerja laki-laki dan perempuan dalam banyak hal. Angka partisipasi perempuan selalu di bawah laki-laki. Di dunia kerja terjadi pula gender disadvantage, seperti perempuan yang bergaji lebih rendah daripada laki-laki, atau bahkan tak mendapat hak-haknya. Selain itu, kerentanan perempuan juga lebih tinggi sebagai tenaga kerja.
Kota yang ideal seharusnya maju bersama semua warganya, baik laki-laki maupun perempuan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 November 2016, di halaman 1 dengan judul "Dilema yang Membebani Perempuan di Kota".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.