JAKARTA, KOMPAS.com - Kamis (1/12/2016) sore menjelang magrib, warga di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, dikejutkan dengan terbakarnya sebuah bus transjakarta.
Api yang berasal dari bagian depan bus begitu cepat membakar seluruh bagian bus gandeng itu. Tidak ada yang berani mendekat ketika bus bernomor polisi B 7942 IV itu terbakar.
Jalan MT Haryono dari arah UKI dan Halim ke arah Pancoran lumpuh sesaat, sementara di jalur sebelahnya macet karena pengendara yang lewat berhenti untuk menyaksikan terbakarnya bus.
Saksi mata kejadian ini, Zaini (54), melihat langsung awal bus itu terbakar. Mulanya bus transjakarta itu berhenti setelah halte BNN di depan trotoar tempat Zaini berjualan soto.
Sopir, kata Zaini, turun dan berada di luar bus. Zaini tidak melihat adanya penumpang dalam bus tersebut.
Zaini mengatakan, dirinya kemudian melihat api berasal dari dasbor bagian kiri. Zaini kemudian memberitahu sopir yang ada di luar.
"Saya bilang Pak itu terbakar, tapi enggak digubris. Api dari sebelah kiri depan, samping setir sopir," kata Zaini, di lokasi, Kamis (1/12/2016).
Zaini melanjutkan, api langsung membesar dan mulai membakar suluruh bagian bus.
"Penumpangnya enggak ada, cuma ada kondektur sama sopir," ujar Zaini.
Sopir bus transjakarta langsung diamankan ke gedung BNN. Nahasnya, gerobak dan meja tempat Zaini berjualan soto jadi korban. Tak hanya gerobaknya, warung pecel di sebelahnya juga ikut jadi korban.
Gerobak Zaini jatuh rusak setelah jatuh terguling di depan bus. Sedangkan meja makan dan perabotannya rusak berantakan terkena panasnya api.
Kebetulan jarak bus yang terbakar dan tempatnya berjualan hanya sekitar lima meter. Sekitar pukul 18.05 petugas pemadan kebakaran yang datang terlihat menyemprotkan air ke badan bus transjakarta yang terbakar sejak sekitar pukul 17.30 itu.
Api perlahan dikuasai petugas pemadam kebakaran. Sekitar pukul 18.15, api sudah tidak terlihat lagi meski asap putih masih terlihat di badan bus.
Pemadamam akhirnya selesai sekitar pukul 18.40. Jalanan yang sempat macet akhirnya normal lagi setelah api padam. Lokasi bus terbakar saat berada di tepi jalan, tidak di tengah.
Buatan China
Seorang petugas transjakarta di lokasi mengatakan, bus yang terbakar bermerek Ankai asal China.
"Ini bus merek Ankai, buatan China," kata petugas yang minta namanya tidak disebutkan.
Bus tersebut diperkirakan dibeli sekitar 2013. Bus yang terbakar disebut melayani koridor V. Menurut petugas itu, bus tersebut diopetori transjakarta. Diduga, bus tersebut terbakar akibat korsleting listrik.
"Ini kemungkinan korsleting listrik," ujarnya.
Pihak pemadam kebakaran juga punya dugaan yang sama terkait kebakaran bus ini. "Asal api dari konsleting listrik dari mesin," kata Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur, Gatot.
Pihaknya menyatakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. "Untuk korban jiwa nihil. Kerugian masih belum bisa diprediksi. Kasus selanjutnya di tangani oleh Polsek Kramatjati dan Dishub," ujar Gatot.
(Baca: PT Transjakarta Hentikan Pengoperasian Bus Merek Ankai yang Terbakar)
Kasus bus transjakarta buatan China terbakar sebelumnya juga pernah terjadi di halte Pancoran Barat, Minggu (8/3/2015) atau tahun lalu. Saat itu, bus merek Zhong Tong terbakar diduga akibat penyebab yang sama dengan kejadian saat ini yakni karena korsleting.
Adapun PT Transjakarta memutuskan menghentikan operasional bus transjakarta merek Ankai hingga penyebab pasti kebakaran dan penanganannya diketahui.
Ada 30 bus dengan merek Ankai yang dihentikan pengoperasiannya. Penghentian pengoperasian dilakukan agar PT Transjakarta bisa melakukan investigasi menyeluruh mengenai kondisi kendaraan tersebut.
"Penghentian operasi itu agar Transjakarta dapat melakukan investigasi mendalam secara menyeluruh kendaraan tersebut," ujar Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono melalui keterangan tertulis, Kamis (1/12/2016).
(Baca: Cerita Tukang Soto yang Menyaksikan Transjakarta Terbakar di Cawang)
"Kami tidak pernah menoleriansi semua gangguan yang berhubungan dengan aspek keselamatan. Semua bus yang kami operasikan harus kami pastikan aman," lanjut Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.