"Demi menjaga ketertiban di kawasan car free day Jakarta, Kami minta bebas atribut parta politik dan kegiatan politik apapun," ujar Sumarsono.
Ia sempat meminta kepada panitia untuk menertibkan bendera. Warga yang mengenakan pakaian partai politik juga diminta untuk menggantinya agar netral.
"Bagi yang sedang menggunakan atribut partai politik, diminta kepada panitia dapat menertibkan dan berganti pakaian netral," ujar dia.
Lokasi panggung dikritik
Aksi "Kita Indonesia" dinilai tidak hanya melanggar ketentuan terkait penggunaan atribut partai politik saat car free day.
Menurut Koordinator Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Muhammad Ageng, pelanggaran lain yang dilakukan penyelenggara aksi "Kita Indonesia" ini terkait dengan lokasi panggung.
"Seharusnya penggunaan acara besar di area Bundaran HI itu tidak diperkenankan. Harusnya di area Jalan Imam Bonjol atau jalur penghubung lain, tetapi ini dilakukan di pusat Bundaran HI dan memblokade jalan," ujar Ageng.
(Baca juga: Tanggapan Agus soal Aksi "Kita Indonesia" di Kawasan "Car Free Day")
Akibatnya, bus transjakarta tidak bisa melintas di kawasan Bundaran HI. Padahal, seharusnya bus transjakarta tetap melintas meskipun pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor.
Soal atribut dan lokasi panggung hanyalah beberapa masalah yang dipersoalkan. Seusai acara, netizen meributkan soal sampah yang berserakan dalam aksi 412 ini. Taman-taman juga diinjak-injak dan rusak.
Disebut demi persatuan
Aksi "Kita Indonesia" ini digagas oleh partai-partai pendukung pemerintahan Presiden Jokowi Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Salah satunya adalah Partai Nasdem.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menanggapi pelaksanaan aksi "Kita Indonesia" yang disebut melanggar aturan soal car free day.
Menurut dia, hal positif yang harus diambil justru substansi aksi, yaitu untuk menjaga persatuan Indonesia.
"Apalah artinya CFD dibandingkan dengan persatuan bangsa ini. Sejujurnya itu yang saya katakan. Jadi yang mau CFD boleh, mau sedikit menari boleh?" ujar Paloh.
Jika aksi ini memang melanggar, Paloh mengatakan, panitia siap menerima konsekuensinya. Namun, yang perlu diingat, kata dia, adalah tujuan baik dari kegiatan ini.
Paloh mengatakan, aksi "Kita Indonesia" merupakan bentuk ekspresi kepedulian warga untuk menjaga keutuhan Indonesia.
(Baca juga: Tanggapan Agus soal Aksi "Kita Indonesia" di Kawasan "Car Free Day")
Sementara itu, Ageng meminta panitia "Kita Indonesia" tidak menggampangkan sebuah pelanggaran.
Ageng khawatir ini akan menjadi contoh buruk ke depan. Dia khawatir kelompok masyarakat lain ikut mengajukan kegiatan berbau politik pada car free day setelah melihat aksi 412 kemarin.
"Kita tahu aturan atas pergub yang ada, kita harus dewasa dan bijak menyikapinya. Bukan malah memudahkan dan dianggap biasa melanggar. Ini akan jadi blunder dan bumerang ke kami kalau teman yang lain meminta hak seperti acara ini," ujar Ageng.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.