Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Rachmawati Membantah Lakukan Makar...

Kompas.com - 08/12/2016, 07:13 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rachmawati Soekarnoputri dalam kondisi tidak begitu sehat saat mengadakan konferensi pers di kediamannya di Jalan Jatipadang Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2016).

Wartawan diberi tahu, Ketua Yayasan Pendidikan Bung Karno itu tak bisa lama-lama melakukan konferensi pers.

Dengan mengenakan pakaian setelan serba hitam, di salah satu ruangan di rumahnya, Rachmawati angkat bicara atas tuduhan makar yang dialamatkan kepadanya.

Rachmawati yang ditetapkan sebagai tersangka itu kemudian menjelaskan perkara yang menjeratnya dengan cukup tenang.

Putri dari Presiden pertama RI, Soekarno, itu tampak didampingi penasihat hukumnya, Yusril Ihza Mahendra, dan Wakil Rektor Universitas Bung Karno (UBK) Teguh Santosa.

Dengan tegas, Rachmawati membatah berupaya atau melakukan makar.

"Ini saya membantah dengan keras, bahwa saya tidak melakukan makar sama sekali dan tidak ada upaya untuk melakukan makar terhadap pemerintah yang sekarang," kata Rachmawati.

(Baca juga: Rachmawati Nilai Ada Motivasi Tertentu di Balik Pemeriksaannya)

Ia mengatakan, tidak mungkin melakukan makar, apalagi ia mengklaim paham betul rambu-rambu hukum, sehingga tidak mungkin untuk berbuat demikian.

Beberapa kali, adik Megawati Soekarnoputri itu mengulang kalimat yang membantah berupaya atau melakukan makar.

"Saya bagaimana pun juga sebagai putri proklamator pendiri bangsa ini, dan tentunya saya sebagai anak idelogis, saya tahu rambu-rambu hukum, dan saya tahu segala persoalan yang berkaitan dengan apa itu artinya makar. Jadi dengan ini saya membantah keras," ujar Rachmawati.

Ia melanjutkan, pada 2 Desember 2016, ia berencana menyerahkan petisi ke pimpinan DPR/MPR. Petisi itu berisi seruan agar Undang-Undang Dasar 1945 dikembalikan ke awal.

Menurut Rachmawati, pihaknya sudah membuat surat pemberitahuan ke polisi untuk ke DPR MPR.

Diakuinya, ia akan ke Kompleks Parlemen dengan diikuti sekitar 10.000-20.000 orang. Namun, rencana kedatangannya itu bukan untuk menduduki gedung wakil rakyat tersebut.

Ia mengatakan, rencana kedatangannya itu untuk menyerahkan petisi dan meminta pimpinan DPR/MPR keluar untuk menemuinya.

"Jadi tidak ada upaya untuk kami mendudukin Gedung DPR/MPR. Itu instruksi saya berikan berkali-kali, walaupun ada celotehan begini-begini, tidak," ujar dia.

(Baca juga: Rachmawati Sebut Megawati Terkait Keinginannya Kembali ke UUD 1945)

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com