Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Tata Air Masih Kekurangan Alat Berat untuk Normalisasi Sungai di Jakarta

Kompas.com - 18/12/2016, 09:45 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan, mengatakan, pihaknya masih kekurangan alat berat guna melakukan normaliasi sungai di sejumlah daerah di Jakarta.

Peralatan yang saat ini ada, kata Teguh, belum mencukupi untuk mendukung pekerjaan petugas Dinas Tata Air di lapangan.

Dari hitungan Teguh, minimal peralatan berat yang dibutuhkan Dinas Tata Air sebanyak 500 unit alat berat atau minimal dua alat berat untuk satu kelurahan.

Ada sebanyak 267 kelurahan di Ibu Kota. Belum lagi dengan normalisasi sejumlah waduk yang ada di Jakarta membutuhkan perlatan berat yang tidak sedikit.

"Misalnya kita hitung sederhana, 267 kelurahan se DKI, atau misalkan di Kepulauan Seribu juga butuh. Satu kelurahan butuh dua alat, paling enggak 500 alat," ujar Teguh kepada Kompas.com di Taman Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (18/12/2016).

Saat ini, Dinas Tata Air memiliki 171 alat berat yang terdiri atas eskavator ampibi besar, sedang, dan standar. Teguh menambahkan, dalam setiap pengajuan anggaran, pihaknya telah mengusulkan anggaran penyediaan alat berat. Hingga akhir tahun ini, sebanyak 29 alat berat akan didatangkan lagi.

"Kami dapat tanggapan (anggaran), tapi berproses. Mungkin tahun ini kami bisa dapat alat sampai 200-an ya, dan itu bertahap," ujar Teguh.

Selain itu, pada 2017 mendatang, pihaknya juga berencana merekrut 500 petugas Tata Air. Mereka akan disebar di kecamatan yang ada di Jakarta. Hingga saat ini, petugas dari Dinas Tata Air DKI berjumlah 2.000 petugas.

Saat ini, hanya terdapat 10 petugas di tiap kecamatan. Dengan adanya tambahan petugas tersebut, ditargetkan petugas di tiap kecamatan sebanyak 30 petugas.

"Nanti kami back up pasukan biru per kecamatan 30 orang. Sekarang paling sedikit 10 orang," ujar Teguh.

Kompas TV Bagaimana Perawatan dan Pengawasan Gorong-gorong Jakarta?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com