Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumarsono Bernyanyi untuk Kampanye Kebinekaan lewat Videoklip

Kompas.com - 21/12/2016, 09:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, kembali mengampanyekan tagline "Kita Semua Bersaudara". Kali ini, kampanye tidak diberikan melalui media spanduk ataupun stiker tetapi videoklip.

Selasa (20/12/2016) kemarin, di tengah-tengah kesibukannya memimpin Jakarta, Sumarsono menyambangi Musica Studio yang berada di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, untuk merekam suaranya.

Dia menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka". Sesi perekaman suaranya berlangsung selama sekitar 60 menit. Selama bernyanyi, Sumarsono diarahkan oleh pengarah vokal, Santoso Gondowidjojo.

Sumarsono terlihat mengikuti arahan Santoso dan berulang kali Sumarsono mengulang lirik untuk dinyanyikan.

Seusai merekam suaranya, Sumarsono langsung dirias wajahnya untuk shooting videoklip. Pada videoklip tersebut, Sumarsono beradegan menyanyi sambil memainkan piano. Ada pula adegan Sumarsono menyanyi bersama para perwakilan agama-agama dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta.

Kepada wartawan, Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri itu menyebut, menyanyi bukanlah hal yang mudah dilakukan.

"Makanya, penyanyi itu sebuah profesi yang harus kita hargai, ada ilmunya. Yang kedua, butuh kesabaran, hati enggak boleh kemerungsung, kesabaran dan konsentrasi kalau menyanyi," kata Sumarsono.

Ia mengaku, ini kali pertama dirinya masuk ke dapur rekaman. Bahkan, ia mengaku baru pertama menyanyi di depan umum.

Ia mengaku grogi dan menyadari bahwa menyanyi tidak mudah.

Kampanye "Kita Semua Bersaudara"

Sumarsono menjelaskan, pembuatan videoklip "Indonesia Pusaka" itu merupakan idenya untuk menyejukkan suasana perpolitikan di Jakarta yang tengah panas-panasnya.

"Ini eskalasi (kondisi politik di Jakarta) terus tinggi, dari bulan Mei, November, kemudian ditambah dengan beberapa kasus. Baru satu bulan menjabat (Plt Gubernur) saja sudah 3 kali aksi dengan massa (yang terdiri dari) jutaan orang," kata Sumarsono.

Dia berharap, videoklip itu dapat mengingatkan kembali warga akan kebinekaan, selain mengingatkan bahwa warga boleh berbeda agama dan suku, tetapi tetap satu Indonesia.

"Itu pesannya adalah pesan ke-Indonesia-an, untuk memperkuat nasionalisme kita semua di tengah-tengah dinamika politik Pilkada Jakarta," kata Sumarsono.

Sumarsono mengatakan, dirinya memiliki tugas untuk menciptakan pilkada serentak 2017 yang aman, nyaman, dan damai. Ia berharap, videoklip dan lagu "Indonesia Pusaka" itu dapat mengingatkan warga untuk saling menghormati satu sama lain.

"Kalau disampaikan dengan nyanyian kan lebih kelihatan ini, kok agamanya 6, beda-beda, tetapi bisa nyanyi bareng, kerja bareng bisa. Makanya hidup bareng harus bisa juga," kata Sumarsono.

Videoklip segera tayang

Videoklip yang menampilkan Sumarsono itu segera dirilis. Sumarsono menjelaskan, videoklip itu akan tayang di televisi, videotron, ataupun saat pelaksanaan kegiatan Pemprov DKI Jakarta dan berbagai forum.

"Ya (videoklip) bisa tayang di acara TV, ya di acara musik, dan setiap forum bersama akan kami tayangkan pada pembukaan. Sambil mengisi waktu pas acara belum mulai, kan bisa tayangkan videoklip itu, setidak-tidaknya untuk mengingatkan mereka tentang ke-Indonesia-an," kata Sumarsono.

Pembuatan videoklip itu menggunakan anggaran Dinas Komunikasi, Informasi, dan Kehumasan (Diskominfomas) DKI Jakarta. Kepala Dinas Kominfomas DKI Jakarta, Dian Ekowati, menyebut anggaran pembuatan videoklip itu sebesar Rp 4 juta.

Videoklip itu ditargetkan rampung dari proses pengeditan dalam 1-2 hari ini. Videoklip itu, lanjut Sumarsono, berbentuk sosialisasi layanan masyarakat. Dia berharap, videoklip itu dapat dinikmati oleh berbagai kalangan.

Rencananya, setelah ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menyelenggarakan lomba lagu Mars Revolusi Mental.

"Saya yakinlah (videoklip 'Indonesia Pusaka') akan berkontribusi mendinginkan suasana, tetapi minimal ini sekaligus menyosialisasikan ke masyarakat lagu-lagu nasional agar anak-anak kita enggak cuma mengenal lagu 'Cucak Rowo'," kata Sumarsono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com