Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Anies Nilai KJP Harus Bisa Ditarik Tunai

Kompas.com - 21/12/2016, 17:20 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang ibu menceritakan kesusahannya ketika calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mendatangi permukiman warga di Jalan Pulo Nangka Barat, Jakarta Timur.

Ibu bernama Maysaroh itu bercerita tentang anaknya yang tidak bisa ikut ujian karena belum membayar uang SPP.

"Kalau lagi ujian terus yang enggak bayar SPP, enggak boleh ikut, bagaimana itu Pak?" ujar Maysaroh, Rabu (21/12/2016).

(Baca juga: Januari, Anies-Sandiaga Gelar Kampanye Akbar)

Sebelum Maysaroh, ada juga ibu yang bertanya tentang tunjangan pendidikan untuk mahasiswa. Sebab, selama ini tunjangan pendidikan hanya untuk siswa sekolah.

Khusus pertanyaan ini, Anies mengatakan bahwa KJP Plus yang menjadi programnya juga akan diberikan kepada mahasiswa.

Terkait masalah Maysaroh, Anies mengatakan, hal itu terjadi karena KJP saat ini tidak bisa ditarik tunai.

Jika terpilih menjadi gubernur, ia akan mengatasi permasalahan warga seperti Maysaroh melalui program KJP Plus.

"Padahal kebutuhan keluarga itu beda-beda. Uangnya bisa buat biaya ujian, prakarya, dan yang lain," ujar Anies.

Ia pun menjelaskan alasan warga harus memilih dia dan Sandiaga Uno. Kata dia, selama ini yang terjadi di Jakarta adalah warga miskin semakin miskin, sedangkan warga kaya semakin kaya.

(Baca juga: Pasangan Anies-Sandi Sebut Juga Terima Sumbangan dari Perseorangan, tetapi... )

Anies mengatakan, hal itu bisa terjadi karena faktor pendidikan. Warga miskin akan terus miskin karena tidak memiliki kesempatan mengenyam pendidikan berkualitas.

Oleh karena itu, Anies tidak ingin sekadar memberi tunjangan pendidikan berupa KJP. Dia juga ingin meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara memperbaiki mutu sekolah dan guru.

"Jadi alasan pertama pilih nomor 3, kami bikin pendidikan di Jakarta berkualitas, tuntas, dan gratis. Jadi bukan cuma kasih KJP. Kasih KJP tetapi sekolah enggak berkualitas ya enggak ada artinya," ujar Anies.

Kompas TV Anies Fokus terhadap Pembangunan Semua Warga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com