Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Narkoba yang Ditangani BNN Meningkat Jadi 807 Kasus pada 2016

Kompas.com - 22/12/2016, 16:32 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus narkoba yang ditangani Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2016 ini mengalami peningkatan.

Jika tahun lalu BNN mengungkap 638 kasus narkotika, tahun 2016 ini BNN mengungkap 807 kasus narkotika.

Menurut Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso, dari 807 kasus tersebut, ada 1.238 tersangka yang ditangkap.

Sebanyak 1.217 di antaranya adalah warga negara Indonesia, sedangkan 21 tersangka lainnya merupakan warga negara asing.

(Baca juga: Buwas: Tembak Mati Bandar Narkoba, Termasuk Pengkhianat di BNN)

Terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari transaksi narkoba, tahun ini BNN mengungkap 21 kasus dengan 30 tersangka. BNN juga menyita aset senilai Rp 261.863.413.345.

Budi Waseso mengatakan, meski pemberantasan narkoba gencar dilakukan, sindikat peredaran barang haram itu tetap berusaha menyusup ke Tanah Air.

"Dengan narkotika jenis dan bantuk baru untuk menghindari jerat hukum," ujar pria yang dikenal dengan nama Buwas itu di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (22/12/2016).

Buwas mengatakan, jajarannya telah mengantisipasi masuknya narkoba jenis baru atau new psychoactive substances (NPS).

"Sampai akhir tahun 2016, BNN telah mengindentifikasi 46 NPS," sambung jenderal bintang tiga itu.

Menurut dia, dari 46 NPS tersebut, 18 di antaranya sudah masuk ke lampiran Permenkes Nomor 13 Tahun 2014, sedangkan sisanya, 28 lainnya, masih dalam tahap pembahasan dan akan masuk ke Permenkes.

Sementara itu, barang bukti narkotika yang disita BNN tahun ini terdiri dari 2,6 ton lebih ganja, 20.000 batang pohon ganja, 16 hektar ladang ganja, 1 ton lebih sabu, 754.000 lebih ekstasi dan 568,15 ekstasi, 581,5 gram heroin, 108,12 gram morfin, 4,94 gram kokain, 0,32 liter hashish, 5.012 daftar G, dan 2 butir benzodiazepine.

Buwas menambahkan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang mengancam dunia dan bisa digunakan sebagai salah satu senjata dalam proxy war untuk melumpuhkan kekuatan bangsa.

lndonesia, kata dia, telah mengambil langkah tegas dalam menghadapi bentuk perang modern ini. 

(Baca juga: BNN Telusuri Keterkaitan Jaringan Narkoba dan Kelompok Teroris)

Pada awal pemerintahannya, lanjut Buwas, Presiden Joko Widodo menyatakan kepada seluruh bangsa Indonesia, bahwa Indonesia berada dalam situasi darurat narkoba dan menyerukan perang terhadap segala bentuk kejahatan narkotika.

Guna mendukung upaya penegakan hukum yang lebih baik dalam memerangi narkotika, BNN mempersenjatai diri dengan senjata yang lebih modern.

"Serta menambah kekuatan pasukan dengan K9 sebanyak 50 unit, beserta 100 orang satgas K9 BNN," ujar Buwas.

Kompas TV Polisi Cegah Peredaran Ribuan Ekstasi di Tempat Hiburan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com