Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesialis Perampok SPBU Hanya Dua Kali Amati Target

Kompas.com - 12/01/2017, 19:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kasus perampokan di Jalan Raya Hankam, Jatiwarna, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat, pada 3 Januari 2017, akhirnya terbongkar.

Para pelaku adalah Bulguk, Solmet Hidayat, Ismail, Saeni, dan Kocor. Kelimanya merupakan komplotan spesialis perampok SPBU.

Kanit IV Subdit Resmbob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Teuku Arsya Khadafi mengungkapkan bagaimana mudahnya para pelaku merampok karyawan SPBU selama beberapa tahun terakhir.

"Ternyata kenapa SPBU jadi target karena ini rutin, yang mengambil uang (karyawan) dan yang mengantar hanya itu-itu saja, jadi mudah sekali menggambar," kata Arsya di Mapolda Metro Jaya, Kamis (12/1/2017).

Kelompok ini disebut memiliki jaringan informasi terkait aksi perampokan SPBU. Aksi perampokannya dimulai dari Saeni sebagai penggambar.

Dalam perampokan di SPBU Jatiwarna, Saeni hanya memerlukan waktu dua kali survei. Dia menyamar sebagai pengemudi ojek atau pengendara motor yang beristirahat di SPBU untuk mengamati bagaimana uang di SPBU dibawa ke kantor lalu disetorkan ke bank.

Hasil penggambaran ini disampaikan ke eksekutor, Bulguk dan Kocor, juga kedua joki, Solmet dan Ismail.

Pada hari eksekusi, perampokan disertai aksi melukai korbannya dengan celurit di tengah jalan di siang hari.

Agus Nurjaman, karyawan SPBU Jatiwarna, yang jadi korban perampokan itu kini terbaring kritis dengan sayatan yang dalam di leher, dengkul, kepala, serta tangan akibat berusaha mempertahankan uang Rp 300 juta yang dibawanya.

"Mereka nggak pakai menarik, langsung saja distop motornya terus dibacok," kata Arsya.

(Baca: Kelompok Rampok Spesialis SPBU Dilumpuhkan Polisi)

Uang itu akhirnya dibawa kabur, motor disembunyikan, dan uang dibagi-bagi. Sebelum SPBU Jatiwarna, dalam tiga bulan terakhir para pelaku juga melakukan aksi serupa di SPBU Pantai Indah Kapuk dan Gunung Putri.

Para pelaku bukanlah pemain baru karena semua pernah jadi narapidana untuk kejahatan serupa.

"Kejahatan SPBU cukup banyak dan produktif, mereka memanfaatkan jam-jam penyetoran uang," ujar Arsya.

Arsya memberi catatan bagaimana minimnya keamanan menjadi celah perampok untuk melancarkan aksinya. Ia mengimbau para pengelola SPBU menggunakan jasa pengamanan kepolisian atau jasa pengamanan berbayar.

"Harapannya bisa menggambarkan ke masyarakat atau manajemen untuk bisa memperbaiki sistemnya, karena bisa pakai jasa keamanan profesional atau tidak dipungut biaya untuk pengawalan pengiriman uang itu," kata Arsya.

Saat ini, Bulguk tewas kehabisan darah setelah ditembak akibat membahayakan petugas saat akan ditangkap. Solmet dan Saeni berhasil diamankan. Sementara Ismail dan Kocor masih buron.

Polisi mengamankan barang bukti berupa sisa uang perampokan sejumlah Rp 1.150.000, sepeda motor Honda Beat, kalung emas, dan kartu ATM.

Atas perbuatannya, pelaku yang masih hidup dan sedang diburu dikenakan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dengan ancaman hukuman paling lama sembilan tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com