Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadis Berharap Hasil Perekrutan Pasukan Oranye yang Baru Bikin Jakarta Makin Bersih

Kompas.com - 17/01/2017, 11:31 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adjie mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan pasukan oranye lama diberhentikan.

Faktor-faktor seperti usia dan kesehatan juga menjadi pertimbangan untuk mempekerjakan pasukan oranye. Sebab, pekerjaan ini tetap memiliki risiko keselamatan meski sekadar menyapu jalan atau membersihkan got.

"Beberapa kali kami harus urus penyapu jalan yang ketabrak atau PHL yang tenggelam ke kali atau sungai. Jadi faktor kesehatan dan usia juga berpengaruh," ujar Isnawa kepada Kompas.com, Selasa (17/1/2017).

Meski demikian, dia dan jajaran wali kota sudah mengingatkan para lurah untuk mempertimbangkan pengalaman kerja pasukan oranye lama. Jika selama ini memiliki kinerja yang baik, maka bisa saja dikontrak kembali.

Isnawa berharap hasil perekrutan pasukan oranye tahun ini bisa membawa kebaikan bagi Jakarta. Dia berharap pasukan oranye baru yang berhasil lulus bisa berkinerja lebih baik dari mereka yang lama.

"Karena saya ingatkan juga bahwa penyapuan jalan ini termasuk unsur vital, bagian dari kebersihan kota," ujar Isnawa. (Baca: Potret Kehidupan Anggota "Pasukan Oranye" dan Harapannya untuk DKI)

Tahun ini, sistem perekrutan pasukan oranye mengalami perubahan. Perubahan itu membuat para pasukan oranye yang sudah lama harus bersaing kembali dengan yang baru mendaftar. Isnawa berharap pasukan-pasukan oranye yang baru bisa berkontribusi bagi kebersihan Jakarta.

"Jangan sampai, mengganti PHL yang berpengalaman dengan orang baru tapi malah penyapuannya lambat, kurang bersih dan kurang bertanggungjawab," ujar Isnawa.

Kompas TV Pasukan Oranye Bersih-Bersih Usai Doa Bersama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com