JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog sekaligus Ketua Yayasan Interseksi, Hikmat Budiman, memprediksi bahwa debat terakhir pada Pilkada DKI Jakarta 2017 akan lebih memengaruhi pemilih yang belum menentukan pilihan mereka (undecided voters) dibandingkan dengan debat sebelumnya.
Saat ini, pemilih masih melihat bagaimana program setiap pasangan cagub-cawagub untuk Jakarta.
"Saya menduga pasti debat terakhir yang paling menentukan karena orang masih wait and see," ujar Hikmat dalam diskusi bertajuk "Dinamika Pilgub Pasca-Debat Kandidat" di Gedung Widya Graha LIPI, Jalan Jendral Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (19/1/2017).
(Baca juga: Masyarakat Bisa Usulkan Pertanyaan untuk Debat Cagub-Cawagub DKI)
Debat terakhir rencananya diadakan pada 10 Februari 2017. Setelah debat tersebut, undecided voters akan menentukan pilihan mereka.
"Undecided itu apakah akan memutuskan menjadi golput atau menjatuhkan pilihan," kata dia.
Selain debat, ada sejumlah faktor lainnya yang dapat memengaruhi undecided voters, salah satunya situasi yang dihadapi para cagub atau cawagub saat ini.
Situasi tersebut misalnya sidang dugaan penodaan agama yang dijalani cagub nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau pemanggilan Bareskrim Polri terhadap cawagub nomor satu, Sylviana Murni, terkait dugaan korupsi dalam pengelolaan dana bansos Pemprov DKI Jakarta di Kwarda Gerakan Pramuka tahun 2014 dan 2015.
"Akan ada banyak faktor yang berpengaruh pada keputusan pemilih, kecuali loyal voters. Kalau paslon nomor satu ada kasus hukumnya kemudian naik penyidikan, akan memengaruhi juga," ucap Hikmat.
(Baca juga: Saat Debat Hanya Diberi Waktu 3 Menit, Ahok Jelaskan Lagi Visi Misi)
KPU DKI Jakarta menyelenggarakan tiga kali debat Pilkada DKI 2017. Debat pertama telah berlangsung pada 13 Januari 2017, sedangkan dua debat selanjutnya akan diselenggarakan 23 Januari dan 10 Februari 2017.