Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Dinas Perumahan soal Pembangunan RPTRA yang Diprotes Warga

Kompas.com - 20/01/2017, 20:51 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah DKI Jakarta Arifin mengatakan, pemilihan Taman Rambutan di Tanjung Duren Utara sebagai lokasi pembangunan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) merupakan otoritas pemerintah wilayah.

"Kami hanya membangun. Saran lokasi itu otoritas pemerintahan wilayah," ujar Arifin. Pemerintah yang dimaksud mulai dari Kelurahan, Kecamatan, hingga Wali Kota.

Oleh karena itu, kata Arifin, ia juga tak tahu soal negosiasi pemerintah setempat dengan warga, termasuk soal penggantian dan kompensasi apabila di lahan itu ada fasilitas milik warga yang dihancurkan.

"Biaya (pembangunan) yang ada pada kami murni untuk pembangunan saja. Tidak ada untuk kompensasi atau penggantian," kata dia.

Adapun pembangunan RPTRA di Tanjung Duren Utara ini sempat menuai protes warga RW 04 di wilayah itu.

(Baca juga: Warga Tanjung Duren Utara Protes Pembangunan RPTRA)

Lebih lanjut, Arifin mengatakan bahwa biaya pembangunan RPTRA terbagi dua. Ada yang memakai anggaran pendapatan belanja daerah (APBD), ada juga dengan biaya corporate social responsibility (CSR).

Menurut dia, RPTRA Tanjung Duren dibangun menggunakan APBD. Pada 2016, kata dia, sudah ada 123 RPTRA yang dibangun dengan menggunakan APBD. Targetnya, pada 2017, terbangun 100 RPTRA dengan APBD.

Ia juga menyampaikan, pada dasarnya keinginan membangun RPTRA datang dari pemerintah daerah (pemda) yang melihat kebutuhan atas DKI Jakarta menuju kota layak anak. Maka dari itu, jumlah RPTRA biasanya ditentukan juga oleh pemerintah provinsi. 

"Misalnya pemda bilang tolong disiapkan di wilayah ini untuk dibangun 20 RPTRA. Di saat itulah, pemerintahan wilayah menimbang dan mengusulkan mana saja lahan yang cocok," ujar dia.

(Baca juga: Kenangan yang Tersimpan di Balik Pembangunan RPTRA Tanjung Duren Utara)

Menurut dia, manfaat RPTRA ini akan kembali lagi kepada warga. RPTRA akan diprioritaskan pada wilayah Kelurahan yang belum memiliki lahan bermain anak dan padat penduduknya.

"Sarananya bisa dimanfaatkan lagi oleh warga kan ada pengelolanya. Namun, keberadaannya memang tak lagi bisa di monopoli milik wilayah mana dan spesifik siapa saja warganya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com