Utamanya, kata dia, masyarakat Tionghoa yang datang ke Jakarta pasti menyempatkan diri untuk datang ke kelenteng itu.
Terbakar
Namun sayangnya, kelenteng yang hampir tiap hari ramai itu harus dilalap api pada 2 Maret 2015 akibat korsleting. Hal itu bagaikan mimpi buruk bagi para pengurus dan jemaah yang biasa datang.
Karena banyak peralatan yang mudah terbakar, api dengan cepat merambat. Bagian belakang habis, penyangga kayu berbahan kayu jati di ruang sembahyang pun berubah warna menjadi hitam pekat.
Patung-patung pemujaan pun banyak yang ikut terbakar. Untunglah, patung Dewi Kwan Im yang berusia lebih kurang 300 tahun bisa diselamatkan.
“Yang tersisa hanya (patung) tersebut dan bangunan ini,” tunjuk Tan pada bangunan di samping kanan tempat sembahyang.
(Baca juga: 2 Tahun Setelah Terbakar, Wihara Dharma Bhakti Belum Dibangun Kembali)
Dulunya, tempat itu adalah pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Sekarang, ruang itu dipakai sebagai tempat penyembahan pada Dewi Kwan Im sekaligus kantor pengurus.
“Sempat lima sampai enam bulan setelah kejadian (kebakaran), kelenteng ditutup oleh pengurus. Setelah itu saya pikir, tempat sembahyang ini harus dibuka lagi. Kami harus memperlihatkan bahwa (kami) tetap cinta pada tempat religi ini,” lanjut Tan.
Pengurus pun bergotong-royong merapikan wihara. Paling tidak, kelenteng kembali layak dijadikan tempat sembahyang.
Hal pertama yang dirapikan adalah puing-puing bekas kebakaran. Bagian belakang kemudian dipagari dengan seng agar tak ada orang yang lewat.
“Setelah itu, bagian ubin kami cat. Di bagian tengah ruang sembahyang juga sudah ditaruh miniatur patung pemujaan. Kurang lebih sama posisinya seperti sebelum terbakar,” kata dia.
Bawa hoki
Menjadi kelenteng tertua membuat Wihara Dharma Bhakti punya banyak jemaah. Jelang Imlek, Kamis (26/1/2017), pengunjung mulai datang berganti-gantian.
Kata Tan, pengunjung datang belum terlalu banyak. Pada hari Imlek, Sabtu (28/1/2017), jumlahnya bisa ribuan kali lipat. Tan mengatakan, banyak orang yang meyakini bahwa kelenteng ini membawa hoki.
“Prediksi saya biasanya sampai 8.000 orang. Sejak pukul 12 malam ketika pergantian hari, ruangan dan halaman semua penuh. Orang mengantre untuk berdoa,” ujar Tan lagi.