Kejanggalan lain, kata Humphrey, mengenai pernyataan Ma'ruf yang menyebut Ahok melakukan penghinaan terhadap ulama. Humphrey merasa pernyataan itu janggal.
Sebab, Ma'ruf sendri tidak menonton video pidato tersebut. "Waktu kami tanya, Pak Ma'ruf sama sekali tidak tonton video 1 jam 48 menit," ujar Humphrey.
Selain itu, kata Humphrey, MUI tidak melakukan klarifikasi apa pun terhadap Ahok. Dengan alasan, perkataan Ahok dinilai sudah cukup jelas sehingga tidak perlu lagi diklarifikasi.
Selain itu, kata Humphrey, ucapan Ahok yang disoroti oleh MUI hanya terkait Al Maidah. MUI tidak menyoroti konteks pembicaraan Ahok secara keseluruhan.
Bertemu dengan paslon nomor 1
Humphrey juga melihat kejanggalan dalam kesaksian Ma'ruf saat ditanya soal hubungannya dengan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Humphrey mengatakan, sudah jadi pengetahuan umum bahwa Ma'ruf pernah menjadi Dewan Pertimbangan Presiden di era SBY, tetapi Ma'ruf tidak menuliskannya di kolom riwayat pekerjaan saat keterangannya di-BAP.
"Intinya jadi wantimpres dua periode, hubungan mereka enggak perlu diragukan," ujar Humphrey.
Ia juga menilai Ma'ruf berkelit dalam menjawab sejumlah pertanyaan mengenai pertemuannya dengan pasangan calon nomor satu, Agus Yudhoyono-Sylviana Murni.
(Baca juga: Ketua MUI Keberatan Dianggap Dukung Agus-Sylvi)
Ma'ruf bertemu Agus dan Sylvi dalam kaitannya sebagai Rois Aam PBNU. Dalam kesaksiannya, Ma'ruf awalnya mengaku hanya kebetulan bertemu Agus dan Sylviana.
Pertemuan itu bukan berarti mendukung pasangan nomor 1. "Tapi kan sudah jadi berita di mana-mana dia beri dukungan ke paslon 1, kemudian dia bilang dukungan itu hanya untuk membuat senang orang yang datang sebagai tamu saja," ujar Humphrey.
Lalu, jawaban Ma'ruf juga berbeda ketika ditanya soal waktu pertemuan. Awalnya, Ma'ruf mengaku menerima keduanya sebelum Ahok berpidato di Kepulauan Seribu pada 27 September.
Setelah dibuktikan kuasa hukum, ternyata terbukti pertemuan terjadi pada 7 Oktober. Humphrey pun mencurigai waktu pertemuan ini.
Sebab, jaraknya begitu dekat dengan keluarnya keputusan pendapat dan sikap keagamaan MUI yaitu 11 Oktober.
"Perubahan jawaban ini memperlihatkan dia mencoba menutupi. Sebagaimana dalam riwayat pekerjaannya tidak disebut wantimpres padahal kan ini pekerjaan penting," ujar Humphrey.