Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu DKI: Mohon Kampanyenya Jangan di Luar Jakarta

Kompas.com - 08/02/2017, 15:36 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bawaslu DKI Jakarta, Mimah Susanti, mengimbau semua kegiatan yang dilakukan pasangan cagub-cawagub DKI dalam rangka Pilkada DKI 2017 dilakukan di wilayah DKI. Apalagi jika kegiatan tersebut mengarah pada kampanye.

"Kegiatan apapun itu harus diberitahukan, apalagi yang mengarah kepada kampanye. Ya mohon kampanyenya di Jakarta, jangan di luar Jakarta," kata Mimah di Kantor Bawaslu DKI, Sunter Agung, Jakarta Utara, Rabu (8/2/2017).

Kegiatan yang dilakukan di luar DKI Jakarta, lanjut Mimah, dikhawatirkan menjadi modus yang digunakan untuk menghindari pengawasan Bawaslu dan melakukan pelanggaran pilkada. Dengan demikian, modus tidak bisa dibuktikan sebagai pelanggaran.

"Khawatir jadi modus, modus itu belum tentu bisa dibuktikan sebagai dugaan pelanggaran, kayak modus politik uang. Jadi cara-caranya dicari yang mendekati dan tidak melanggar," kata dia.

Mimah mengatakan, kegiatan cagub-cawagub di luar Jakarta kemungkinan tetap melibatkan warga Jakarta mengingat kegiatan itu dalam rangka Pilkada DKI Jakarta. Akan ada mobilisasi massa dari Jakarta dan itu membutuhkan biaya.

"Kalau dia ngajak seluruh orang dari Jakarta ke sana (luar Jakarta) kan membutuhkan biaya, itu termasuk dana kampanye enggak, itu harus dilaporkan, kan harus masuk ke laporan dana kampanye," kata Mimah.

Terkait acara silaturahim cawagub DKI nomor pemilihan satu Agus Harimurti Yudhoyono dengan Paguyuban Rakyat Tangguh Republik Wibawa (RTRW), Laskar Masyarakat Kreatif (LMK), dan relawan pendukungnya di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, pada Rabu ini, Mimah menyebut kegiatan itu tidak terjadwal dalam kegiatan Agus yang dilaporkan hari ini.

Mimah menduga, kegiatan tersebut tidak dilaporkan karena bukan kegiatan kampanye atau karena kegiatannya di luar Jakarta. Dengan kondisi seperti itu, Mimah menyebut Bawaslu DKI Jakarta sulit untuk menegur.

"Sekarang susah negurnya karena enggak di Jakarta. Tapi apapun namanya, mau konsolidasi relawan, mau acara internal, kalau mengarah ke kampanye karena kan ada visi, misi, programnya, idealnya diberitahukan," tutur dia.

"Kalaupun tidak berizin, itu wilayahnya bukan di Jakarta, susah menindaklanjutinya," kata Mimah.

Karena itu, Mimah mengimbau agar semua kegiatan diberitahukan kepada polisi, KPU, dan Bawaslu. Untuk menindaklanjuti kegiatan cagub-cawagub DKI di luar Jakarta, Bawaslu DKI akan berkonsultasi dengan Bawaslu RI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com