Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Uno Nilai Elektabilitasnya Naik karena Hal Ini

Kompas.com - 09/02/2017, 16:27 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat elektabilitas pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, naik berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang dirilis pada Kamis (9/2/2017).

Menurut Sandi, kenaikan tingkat elektabilitas mereka dikarenakan publik sudah memahami isu yang selama ini disampaikan kepada warga.

"Artinya, masyarakat sudah mengerti isu soal lapangan kerja, pendidikan, dan harga kebutuhan pokok yang kami sampaikan selama ini. Isu ini sudah bisa diterima sebagian besar masyarakat," kata Sandi melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Kamis (9/2/2017).

Dia juga menekankan, meski survei yang dikeluarkan hari ini menguntungkan pihaknya, Sandi memastikan, ia tidak akan mengendurkan semangat.

Relawannya juga akan terus merambah ke banyak permukiman untuk meyakinkan warga agar memilih dia dan Anies Baswedan.

Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan adanya peningkatan elektabilitas pasangan cagub-cawagub nomor pemilihan tiga DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Pasangan yang diusung Partai Gerindra dan PKS ini berhasil meningkatkan proporsi dukungan secara signifikan.

Dalam survei yang dilakukan pada 28 Januari-4 Februari, elektabilitas Anies-Sandi sebesar 28,5 persen.

Proporsi dukungan tersebut meningkat 9 persen dari 19,5 persen dalam survei 7-15 Desember 2016.

(Baca juga: Survei Litbang "Kompas": Dukungan terhadap Anies-Sandi Meningkat 9 %)

Berdasarkan hasil penelusuran terhadap semua responden yang memilih pasangan Anies-Sandi pada survei Desember 2016, 77 persen di antaranya menyatakan tetap loyal memilih pasangan ini pada survei terakhir.

Tercatat, hanya 8 persen pendukung pasangan Anies-Sandi yang beralih kepada pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Kemudian, tidak kurang 12 persen pemilih Anies-Sandi beralih kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.

Sementara itu, para pemilih Anies-Sandi yang berubah menjadi bimbang, ada 3 persen.

(Baca juga: Survei Litbang "Kompas": Dukungan terhadap Anies-Sandi Meningkat 9 %)

Perubahan pola dukungan ini tidak lepas dari situasi politik yang berkembang di masyarakat dan berbagai aksi kampanye yang semakin memperjelas sosok dan komitmen mereka dalam memimpin Jakarta.

Survei ini menggunakan metode pencuplikan sistematis dari daftar pemilih tetap (DPT) DKI pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error (nirpencuplikan penelitian) lebih kurang 3,46 persen. Meskipun demikian, kesalahan di luar pencuplikan dimungkinkan terjadi.

Kompas TV Anies-Sandi Gelar Kampanye Akbar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com