JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, berhasil mengumpulkan dana kampanye sebesar Rp 60,1 miliar.
Sebanyak Rp 58,1 miliar dari pemasukan tersebut berasal dari Kampanye Rakyat. Sisanya, berasal dari Ahok-Djarot sendiri yang masing-masing menyumbang Rp 500.000 dan pendapatan lain-lain.
Perwakilan Humas Kampanye Rakyat Junita Kartikasari menyampaikan, patungan dari perseorangan merupakan sumber terbesar pemasukan mereka dengan porsi 99,2 persen.
"Total jumlah masyarakat yang ikut patungan Kampanye Rakyat ada 9.910 NPWP perorangan, dengan (jumlah) patungan sebesar Rp 42,9 miliar dari total Rp 60,1 miliar dana patungan yang masuk," kata Nita di Rumah Pemenangan Borobudur, Jakarta Pusat, Minggu (12/2/2017).
Nita menerangkan, selain perorangan, sumber dana kampanye lainnya berasal dari badan hukum swasta. Meski partisipasi badan hukum ini hanya 0,8 persen dari total partisipan penyumbang, tetapi 26,5 persen dari Rp 60,1 miliar atau sekitar Rp 15,4 miliar berhasil dikumpulkan.
Namun tak semua sumbangan yang masuk bisa dipertanggungjawabkan. Pasalnya, ada Rp 1,7 miliar dari sekitar 2.000 partisipan yang tidak melampirkan formulir sumbangannya. Junita menyebut pihaknya sebelumnya sudah mewanti-wanti masyarakat untuk mengisi formulir jika ingin menyumbang, sebab nantinya akan dilaporkan ke KPU DKI Jakarta.
"Mungkin nomor rekening kami bocor sehingga orang nyumbang langsung ke rekening. Ada beberapa yang transfer aja kami enggak tahu orang ini siapa," kata dia.
Bendahara akan berkonsultasi dengan KPU DKI Jakarta terkait pertanggungjawaban dan penggunaan dana Rp 1,7 miliar tanpa nama itu.
Hari ini, mereka akan melaporkan pemasukan dan pengluaran kampanye ke KPU DKI dengan membawa serta sejumlah boks berisi formulir tersebut. Bendahara tim pemenangan, Charles Honoris mengaku ini merupakan bentuk pertanggungjawaban mereka terhadap hasil patungan masyarakat yang tidak hanya warga Jakarta, tetapi seluruh Indonesia.
"Belum pernah di Indonesia sumber dana kampanye dari sampai 10.000 orang, karena biasanya kan hanya beberapa badan swasta saja," kata Charles.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.