"Kami juga menemukan adanya penyelenggara pemilu yang belum profesiona, baik KPU daerah maupun Bawaslu," ujar Ketua Tim Pemenangan Basuki- Djarot, Prasetyo Edi Marsudi.
Tim pemenangan meminta pendukung dan sukarelawan melaporkan seluruh temuan itu dan menindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku.
"Hari ini, saya gagal menggunakan hak pilih karena ketidakjelasan aturan dari kelurahan dan KPU," kata Leonard Lazuardi, warga Kalideres yang merasa dipingpong dalam mengurus syarat pencoblosan, hingga akhirnya gagal menggunakan hak pilihnya.
Kasus sejenis ditemukan di sejumlah TPS, tetapi belum ada jalan keluar.
Di tempat terpisah, Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Mardani Ali Sera, mengatakan, hasil Pilkada 2017 merupakan kemenangan untuk rakyat Indonesia. "Apa pun hasilnya, itu menunjukkan demokrasi Indonesia maju selangkah menjadi jauh lebih baik," katanya pada konferensi pers di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan.
Melihat perjalanan Pilkada DKI Jakarta kemarin, secara umum barangkali memang berjalan lancar dan aman. Namun, sejumlah catatan penting tetap harus diselesaikan penyelenggara pilkada, terutama menyempurnakan data pemilih.
Itu pekerjaan rumah paling besar secara teknis yang harus diselesaikan. Di luar itu adalah persoalan proses putaran kedua yang aman, damai, dan bebas dari rasa takut.
Pencoblosan telah lewat. Terima kasih kepada warga, penyelenggara, dan penjaga keamanan yang netral. Namun, itu belum usai, seperti diucapkan Djarot, "Sampai bertemu lagi di perjuangan yang lebih menarik dan lebih dinamis."
(JOG/DEA/INK/IRE/MDN/MKN/HLN)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Februari 2017, di halaman 26 dengan judul "Terima Kasih Jakarta, Perhelatan Belum Usai...".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.