Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Jakarta dari 1872 hingga 2015

Kompas.com - 21/02/2017, 11:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir di Jakarta tak bisa disangkal bahwa persoalan banjir dan genangan sudah menjadi serupa mitos keabadian. Dalam catatan Litbang Kompas, misalnya, ada sejumlah bencana besar terkait urusan air ini setidaknya sejak 1872.

1872
Banjir besar gara-gara hujan turun dengan curah 286 milimeter, menyebabkan Ciliwung meluap, pintu air di depan lokasi yang sekarang menjadi masjid Istiqlal jebol. Kota Tua terendam, mulai dari kawasan Harmoni.

1977
Ini banjir terbesar setelah 1872. Banjir merendam sebagian wilayah Jakarta dengan ketinggian rata-rata 70 sentimeter (cm), bahkan di Karet, Guntur, dan Taman Mini sampai tiga meter. Kawasan Monas jadi kolam raksasa.

1994
Hujan tiga hari sejak 6 Januari 1994 memunculkan lagi banjir dan genangan berketinggian 20 cm hingga 1 meter. Di Pulogadung, air setinggi 1 meter menggenangi permukiman.

1996
Hujan turun sepekan pada Januari 1996. Ini pernah disebut sebagai banjir terburuk setelah 1980-an.

1999
Rasio debit Ciliwung sudah jauh dari angka ideal 1 meter kubik pada musim kemarau dan 40 meter kubik pada musim hujan (rasio 1:40). Rusaknya bantaran di sepanjang Ciliwung dari Bogor sampai Jakarta, membuat rasio debit Ciliwung menjadi 1:540.

2002
Banjir di Jakarta ditegaskan kembali sebagai akibat dari kesalahan tata ruang. Akibat banjir pada tahun ini, 365.000 penduduk mengungsi dan jatuh 21 korban jiwa.

2007
Pada 2007, banjir membuat sentra ekonomi tutup, lalu lintas terputus, dan sekolah diliburkan. Listrik mati dan ratusan penerbangan domestik maupun internasional batal. Selama empat hari, Jakarta lumpuh total. Korban tewas 60 orang akibat terseret arus air atau tersengat aliran listrik, 320.000 warga mengungsi, dan kerugian sampai Rp 4,3 triliun.

WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA Sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi Jalan Gunung Sahari Raya, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (17/1/2014). Hujan lebat yang mengguyur Jakarta sejak pagi, membuat jalan tersebut tergenang dan diperparah sistem drainase yang kurang baik.
2013
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, tahun 2013 banjir melanda 720 RT, 73 kelurahan, dan 31 kecamatan dari total 44 kecamatan di DKI Jakarta. Kerugian ditaksir mencapai Rp 20 triliun.

KOMPAS / LASTI KURNIA Banjir di kawasan bundaran air mancur di samping Patung Arjuna Wiwaha, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (9/2/2015). Curah hujan yang tinggi mengakibatkan sejumlah tempat di ibu kota terendam banjir. KOMPAS / LASTI KURNIA
2015
Banjir dan genangan masih berlimpah di 36 lokasi di Jakarta sampai menyebabkan perjalanan angkutan massal terganggu.

Sumber: Laporan Jakarta Kota Sungai, Harian Kompas; Batavia Kota Banjir, Alwi Shahab

Kompas TV Diguyur hujan deras selama beberapa jam. sejumlah kawasan di jakarta terendam banjir. Drainase yang buruk menyebabkan terjadinya banjir. Diantaranya kawasan kemang, pemukiman warga di cipinang, melayung, jakarta timur, dan kawasan kemper, jakarta utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com