Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Durian Tak Kenal Musim

Kompas.com - 04/03/2017, 15:56 WIB

Oleh: IRENE SARWINDANINGRUM DAN WINDORO ADI

Dulu durian buah musiman yang hanya ada saat musimnya tiba. Sekarang, di Jakarta, durian tak lagi kenal musim karena bisa dibeli sepanjang tahun. Di pusat durian di Kalibata, Jakarta Selatan, buah yang beraroma tajam ini bisa diperoleh setiap hari selama 24 jam.

Lokasi itu tak mungkin terlewatkan orang yang melintas Jalan Raya Kalibata. Durian yang menggiurkan dipajang di kios-kios sepanjang belasan meter tepat di seberang apartemen Kalibata City. Aromanya bisa membuat konsentrasi pengendara sepeda motor sedikit buyar.

Berbalut warna biru, pusat kuliner durian ini terlihat nyaman dan bersih. Los-los terbuka dengan atap permanen dan lantai bersih yang dilengkapi dengan bangku- bangku duduk yang nyaman bagi pengunjung yang ingin menyantap langsung. Ada juga sebuah panggung dan kanopi berhias latar papan bergambar ondel-ondel.

Durian bisa dinikmati langsung dengan belaian angin sepoi-sepoi dari banyaknya pohon di kawasan itu. Pada Kamis (2/3) siang, terlihat sejumlah kelompok orang menikmati durian.

Pengunjung dapat memilih durian dari beragam jenis dari 28 lapak yang ada. Jenis-jenis durian di sana termasuk durian populer unggulan, seperti montong thailand, montong lokal Medan, durian petruk yang terkenal dengan sedikit rasa pahitnya, dan durian-durian asal Sumatera, seperti Bengkulu dan Palembang.

Harganya pun beragam. Di bulan-bulan saat durian langka seperti sekarang, harganya dipatok dari Rp 75.000 per butir untuk jenis petruk dan montong lokal, Rp 85.000 per butir untuk durian medan dan Rp 75.000 per kilogram khusus durian montong thailand.

Harga ini relatif mahal dari durian di kaki lima lain yang bisa mencapai Rp 60.000 per butir. Namun, pedagang di sana menjamin durian terjamin mutu dan rasanya. Jika tak enak, pedagang menjamin ganti tanpa tambahan biaya.

Pusat kuliner durian itu buka 24 jam penuh, tanpa kenal hari libur, dan tak kenal musim. Durian baru selalu ada. Biasanya kunjungan meningkat pada akhir pekan atau hari libur.

Dibawa dengan pesawat

Muhammad Lilin (25), salah satu penjual, mengatakan, durian-durian di sana dijaga kualitas dan kebaruannya. Setiap hari, stok baru datang. "Kalau durian tak laku sehari, langsung dilempar ke mobil-mobil yang menjual durian ketengan," katanya.

Durian asal Medan didatangkan langsung dengan pesawat dalam kotak-kotak kardus. Setiap hari, setidaknya ada 250 kotak baru durian asal Medan dipasok ke sana. Setiap kotak rata-rata berisi 10 butir durian. Selain itu juga ada sedikitnya tiga truk engkel yang memasok durian dari daerah lain, seperti Jawa dan Sumatera.

Tempat bernama resmi Lokasi Sementara Pusat Kuliner Durian Jakarta Selatan itu diresmikan Pemerintah Kota Jakarta Selatan pada 8 Februari lalu. Pembangunannya merupakan CSR PT Mayora Indah Tbk. Lokasi ini sebenarnya bukan tempat baru untuk pusat penjualan durian. Sebelum dipugar, penjualan durian baru berupa lapak-lapak kaki lima dengan atap terpal seadanya. Lantainya kerap kotor dan becek kala hujan. Tentunya membuat orang berpikir ulang untuk makan di tempat.

Ami (32), salah satu pengunjung yang sudah sering datang ke sana, mengatakan, kondisi sekarang jauh lebih nyaman dan bersih. "Dulu, kalau mau beli dan bawa pulang juga agak repot. Mau mampir kelihatannya kotor. Sekarang mampir tak perlu mikir lagi," ujarnya.

Kawasan itu sendiri sudah lama identik dengan durian. Pusat kuliner itu berdiri di Kampung Durian. Tak jauh dari sana, terdapat kelurahan bernama Duren Tiga dan Stasiun Duren Kalibata.

Konon, daerah itu dulunya ditumbuhi banyak pohon durian. Selama puluhan tahun, pedagang durian juga sudah banyak berjualan di sekitar daerah itu. Saat ini, sebagian besar pedagang durian di sana saling berkerabat.

Lilin mengatakan, keluarganya sudah lama berjualan di sekitar Kalibata. "Keluarga kami sudah tiga generasi ini berjualan durian di sekitar sini. Dulu dari engkong saya lalu dilanjut babe. Sekarang di sini banyak yang (masih ada hubungan) saudara," kata Lilin yang berasal dari Karawang, Jawa Barat, itu.

Selain durian, pusat kuliner itu juga menjual beberapa jenis makanan lain. Minuman dalam kemasan juga tersedia. Namun, belum ada tempat parkir yang memadai di sana.

Saat peresmian, Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi berharap pedagang tetap menjaga mutu dan kualitas durian yang dijual serta kebersihan di sana. Ia juga mengingatkan agar stabilitas harga juga dijaga agar pengunjung tetap berdatangan.

Jakarta Barat

Di Jakarta Barat, tepatnya di persimpangan Pos Pengumben, Jalan Raya Panjang, di Kelurahan Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, sejak 2007 berdiri Rumah Durian Harum yang buka setiap hari pukul 10.00-22.00. Jenis durian yang tersedia cuma durian montong lokal dan durian medan. Rumah Durian ini juga menjual makanan dan minuman serba durian, termasuk bibit pohon durian.

Anda bisa membeli, membelah, dan makan durian di atas meja yang sudah disediakan atau Anda lebih suka membawanya pulang.

Awalnya, kata Setyo Widodo (46), pengelola, Rumah Durian menjual bermacam durian, termasuk durian impor Thailand. Dari "Negeri Gajah Putih" ini ada durian chane, durian pongmane dan tentu durian montong.

"Chane rasanya manis pahit, sedangkan pongmane warna dagingnya kuning seperti mentega. Selebihnya semua jenis dari Thailand mirip durian montong," kata Widodo, yang akrab dipanggil Dodo, Jumat (3/3) malam, di lokasi.

Durian lokal yang pernah dijual antara lain durian rancamaya asal sekitar Bogor, Jawa Barat, dan durian petruk asal sekitar Semarang, Jawa Tengah.

"Lima tahun terakhir ini, kami hanya menjual durian medan," ujar Dodo. Mengapa? "Sebab, impor durian mahal sementara durian lokal yang stabil persediaannya dan sesuai selera pasar tinggal durian medan," kata Dodo.

Untuk mendapatkan durian medan, Rumah Durian mengandalkan beberapa pengumpul di Medan. "Durian berasal dari pihak kedua atau ketiga. Yang penting buat kami, pasokan terjaga sehingga tidak mengecewakan pelanggan," ujar Dodo.

Kini, setiap hari Rumah Durian bisa menjual sekitar 200 durian. Pada akhir pekan bahkan bisa menjual sampai sekitar 400 durian.

Namun, pendapatan harian diperoleh setelah Rumah Durian buka lima tahun. "Sebelumnya, pada tahun 2012, durian yang terjual cuma 100 buah sehari. Bahkan, ketika pemilik usaha ini, Koh Awi, masih berjualan di kaki lima di Pasar Pagi lama, Glodok, Jakarta Barat, durian yang terjual setiap hari hanya lima buah," ujar Dodo.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Maret 2017, di halaman 28 dengan judul "Berburu Durian Tak Kenal Musim".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com