Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Menggebu dan Ahok Santai Sikapi Pleno KPU DKI yang "Ngaret"

Kompas.com - 06/03/2017, 08:02 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

Kompas TV Pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dengan mengejutkan memilih untuk â??walk outâ?? atau keluar dari ruang rapat pleno KPU Jakarta. Ahok-Djarot sangat kecewa karena acara penetapan hasil putaran pertama pilkada Jakarta molor hingga lebih dari satu jam.

Djarot mengatakan dirinya bersama Basuki harus menghadiri pernikahan anak politisi PDI-P Panda Nababan. Jika acara baru dimulai pukul 20.00, kata Djarot, mereka dapat menghadiri pernikahan terlebih dahulu sebelum menghadiri rapat pleno.

Ahok Lebih Santai

Berbeda dengan Djarot yang menggebu-gebu mengungkapkan kekecewaannya, Ahok terlihat lebih santai saat menjelaskan duduk perkara tentang hal itu kepada awak media. Sesekali dia tertawa saat menyebut, stasiun televisi swasta, Kompas TV, yang terus mengikutinya ketika baru tiba di lokasi dan saat walk out.

"Maksud kami, kalau (KPU) minta kami datang jam 7 (19.00), ya harus ditepati. Rundown acara kan jam 19.30, kami kan juga punya kegiatan banyak, itu mendadak," kata Ahok.

Saat itu, Ahok mengaku sudah tiba di lokasi sebelum pukul 19.00. Ia mempertanyakan KPU DKI Jakarta yang tak mengetahui posisinya padahal dia melewati lobi utama.

Menurut Ahok, Djarot tiba terlebih dahulu di lokasi. Bahkan, kata Ahok, Djarot juga sempat menyambangi ruang VIP yang disediakan KPU DKI Jakarta. Ahok ingin menyusul Djarot tetapi diberitahu bahwa tidak ada siapapun di dalam ruang VIP tersebut.

Ahok kemudian menemui rekan-rekan tim pemenangannya di lantai dua. Sekitar pukul 19.30, Ahok bertanya ke Djarot, apakah acara sudah akan dimulai. Djarot menjawab, belum ada tanda-tanda acara akan dimulai. Akhirnya, Ahok mengajak Djarot bergabung bersamanya di lantai dua hotel itu.

Pada pukul 19.45, Ahok kembali mengutus orang untuk bertanya kepada KPU DKI Jakarta. Namun masih belum ada tanda-tanda acara akan dimulai. Akhirnya pukul 20.00, Ahok dan Djarot turun ke lokasi acara. Begitu mereka turun, kata Ahok, pasangan Anies-Sandiaga tidak ada di ruang VIP, sedangkan Komisioner KPU DKI Jakarta tengah makan malam.

"Kata saya, kapan acaranya dimulai? Enggak jelas jawabnya lagi. Saya bilang, kalau enggak mau mulai acara, kami pulang ini. Ya terus, dia (Komisioner KPU DKI) enggak jawab, ya sudah kami pulang aja," kata Ahok.

"Kami masuk dari lobi utama lho, bukan ngumpet-ngumpet. Kemudian Kompas TV juga live dan lihat jamnya, semua jelas," kata Ahok.

Tak Ingin Perpanjang Masalah

Pada akhirnya, sekretaris tim pemenangan Ahok-Djarot, TB Ace Hasan Syadzily, dan anggota tim pemenangan Ahok-Djarot Charles Honoris yang naik ke atas panggung. Mereka berdua menerima plakat nomor pemilihan dua mewakili Ahok-Djarot yang telah meninggalkan lokasi.

Ace menjelaskan, pihaknya tak ingin memperpanjang masalah. Hanya saja, dia berharap, KPU menunjukkan keprofesionalannya.

"Jadi sebetulnya tidak betul juga kalau Pak Ahok-Djarot tidak ke ruang VIP dulu. Pak Djarot ke ruang VIP itu pukul 18.55. Jadi saya kira tidak perlu kita perpanjang lagi," kata Ace.

Politisi Partai Golkar itu mengatakan tak ada alasan bagi KPU DKI Jakarta untuk menyebut telatnya acara tersebut karena miskomunikasi.

"Kami ingin memberikan pesan kepada KPU DKI harus profesional. Karena bagaimana pun Pilkada DKI Jakarta dilihat publik, yang saya tahu semua kamera TV bahkan Kompas TV waktu itu live tentang kedatangan kami," kata Ace.

Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno menilai, ada kesalahpahaman antara KPU dan pihak Ahok-Djarot. KPU DKI Jakarta, kata dia, menunggu semua pasangan calon gubernur-wakil gubernur hadir terlebih dahulu sebelum memulai acara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com