Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Ahok-Djarot "Walk Out" Saat Pleno KPU DKI

Kompas.com - 06/03/2017, 23:54 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

Kompas TV Melalui rapat pleno yang di gelar Sabtu malam (5/3), Komisi Pemilihan Umum provinsi DKI Jakarta menetapkan, 2 pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, berhak mengikuti putaran kedua pilkada DKI Jakarta. Apa saja hasil dari rapat pleno tersebut? Kita bahas bersama Komisioner KPU DKI Jakarta, Dahlia Umar dan pengamat komunikasi politik, Lely Arianie.

Saat mulai menempati meja yang disediakan, Sandi mengaku sempat diberitahu salah seorang panitia bahwa acara baru akan dimulai saat Ahok maupun Djarot masuk ke ruang acara.

Sandi menyebut panitia yang memberitahukannya itu mengatakan Djarot sudah sempat berada di ruang acara. Sembari menunggu kehadiran Ahok dan Djarot itulah, Sandi mengaku bahwa dia dan Anies ditawari untuk makan malam.

Pada saat bersamaan, Sandi melihat salah seorang komisioner KPU DKI, Dahlia Umar, sedang menyantap hidangan yang disediakan.

"Yang ada Bu Dahlia lagi makan. (Ada yang menawarkan) ayo ayo pada makan. Ya sudah kami duduk," ujar Sandi.

Selama berada di ruang tunggu, Sandi mengaku tidak melihat kehadiran Ahok dan Djarot. Ia baru melihat keduanya saat Ahok datang, namun sambil terlihat menunjuk-nunjuk.

Kendati demikian, Sandi mengaku tidak ingin memperpanjang masalah tersebut.

"Menurut saya kalau ini pertandingan sepak bola fokus di pertandingannya aja lah. Ini ada masalah di satu sesi," ujar Anies menambahkan.

Sebelumnya, KPU DKI menyebut Djarot sudah hadir di ruang acara sekitar pukul 19.00. Namun tanpa kehadiran Ahok. Tak lama setelah itu, Djarot dan tim kampanyenya keluar ruangan.

“Panitia KPU DKI Jakarta tidak mengetahui ke mana Pak Djarot pergi,” kata Sahruni.

Sekitar pukul 19.30 WIB, Sahruni menyebut panitia berusaha menghubungi LO Ahok-Djarot, tetapi tidak bisa dihubungi.

“Pukul 19.50 WIB, paslon nomor urut dua masuk ke ballroom bertemu dengan salah satu anggota KPU DKI dan langsung melakukan protes, lalu masuk ke ruang VIP khusus undangan KPU dan kembali melakukan protes kepada Ketua KPU DKI karena acara belum dimulai atau diketahui,” ucap Sahruni.

Kehadiran Ahok sebelum pukul 19.50 WIB, lanjut dia, tidak diketahui panitia karena tidak melalui jalur registrasi seperti yang dilakukan Djarot.

“Kemungkinan besar protokoler timses nomor urut dua langsung mengarahkan Bapak Basuki langsung ke ruangan yang disiapkan oleh tim kampanye paslon yang dimaksud,” kata dia.

Setelah protes, Ahok-Djarot meninggalkan Flores Ballroom sekitar pukul 19.55. KPU DKI Jakarta akhirnya memulai acara sekitar pukul 20.05 WIB tanpa Ahok-Djarot yang hanya diwakili tim kampanyenya. Sementara Anies-Sandi hadir beserta tim kampanye mereka.

Ahok mengatakan bahwa dia datang melewati lobi utama. Ahok mengaku ingin menyusul Djarot di ruang VIP namun ia diberitahu bahwa tidak ada siapa pun di dalam ruangan itu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com