Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penampakan Lahan yang Menyeret Nama Sandiaga Uno ke Polisi

Kompas.com - 22/03/2017, 12:41 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Kasus dugaan penggelapan lahan di Jalan Raya Curug, Kabupaten Tangerang, menyeret nama calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno ke polisi.

Nama Sandi terseret setelah dilaporkan oleh Fransiska Kumalawati Susilo, kuasa hukum Ketua Dewan Direksi Ortus Holdings, Edward Soeryadjaya ke Polda Metro Jaya pada Senin (13/3/2017).

Kompas.com mencoba menelusuri lahan seluas 3.115 meter persegi dengan berbekal informasi minim. Berdasarkan informasi, lahan tersebut berada di Jalan Raya Curug KM 3.500 atau 3,5.

Cukup sulit untuk mencari lahan tersebut. Pihak Kecamatan Curug tak mengetahui saat dikonfirmasi lahan yang tengah kisruh di kepolisian. Pencarian pun dilakukan hingga berhenti pada sebuah bangunan dengan pagar dominan berwarna hijau.

Tak ada plang atau informasi apa pun di depan bangunan dengan gerbang berwarna abu-abu tersebut. Namun, bangunan itu masuk dalam KM 3.

Untuk memastikan, Kompas.com mengonfirmasi kepada Fransiska dengan mengirim foto bangunan tersebut.

"Iya betul," kata Fransiska mengonfirmasi bangunan tersebut sebagai lahan yang tengah diperkarakan di kepolisian. (Baca: Sandiaga Uno Dilaporkan ke Polisi oleh Edward Soeryadjaya)

Pantauan Kompas.com di lokasi, bangunan itu tertutup rapat pagar dan gerbang. Tak ada celah sedikit pun untuk bisa melihat bagian dalam. Pantauan dari luar hanya bisa melihat bagian atas bangunan.

Di lokasi juga tidak ada orang yang menjaga. Pos satpam nampak kosong. Bagian dalam hanya ada kasur lipat, meja dan kipas. Tak ada satu orang pun yang menyahut saat gerbang diketuk.

Jaha, tukang ojek di seberang lahan tersebut, mengatakan hanya ada dua orang yang menjaga bangunan tersebut. Namun, dua penjaga itu tak ada bila siang hari.

"Waktu kerjanya satpamnya juga enggak tentu," ujar Jaja kepada Kompas.com. (Baca: Andreas Tjahjadi Lapor Balik Dugaan Penggelapan yang Menyeret Namanya dan Sandiaga)

Jaja menambahkan tak ada aktivitas dalam bangunan tersebut selain bongkar muat barang. Namun waktu kedatangan truk kontainer untuk bongkar muat itu pun juga tak menentu.

"Jadi tak ada aktivitas lain selain bongkar muat itu," kata Jaja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com