JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat minta kepada semua pihak yang berkepentingan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 agar tidak mempengaruhi warga untuk memilih pasangan calon tertentu. Terlebih, mempengaruhinya dengan cara menakut-nakuti hingga mengintimidasi melalui spanduk provokatif yang dipasang di sejumlah tempat.
"Maaf ya, spanduk-spanduk (provokatif) yang bertebaran, maaf, itu enggak mutu ya. (Warga) jangan ditakut-takuti, jangan diintimidasi. Itu saja. Biarkan yang menentukan warga," kata Djarot usai istighosah di GOR Balai Rakyat, Condet, Jakarta Timur, Minggu (2/4/2017).
Menurut Djarot, dalam setiap kegiatannya bertemu warga semasa kampanye, dia selalu membawa pesan yang sama.
Baca: Bawaslu DKI Copot 1.230 Spanduk Kampanye dan Bernada Provokatif
Pesan yang dimaksud adalah spanduk serta hasutan yang membawa persoalan agama dalam Pilkada sebagai sesuatu yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.
"Makanya dalam pertemuan dengan warga, selalu saya ingatkan, ideologi kita itu adalah Pancasila yang berbhineka tunggal ika. Kita harus bersatu padu untuk menguatkan NKRI serta betul-betul melaksanakan amanat konstitusi," tutur Djarot.
Dalam kesempatan yang sama, di hadapan jamaah istighosah, Djarot juga membahas soal jihad. Menurut dia, tidak bisa disamakan jihad masa lalu ketika masih ramai peperangan dengan saat ini.
Bentuk jihad yang bisa dikerjakan kini, menurut Djarot, adalah berjuang melawan kemiskinan dan kebodohan. "Saat ini bukan seperti dulu jihadnya berperang. Sekarang jihadnya dengan cara menolong sesama," ujar dia.
Baca: Ini Ancaman Pidana Bagi Pemasang Spanduk Bernada Provokatif dan SARA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.