Sandiaga menambahkan, jika nantinya reklamasi benar-benar dihentikan, ia akan mengajak masyarakat dan pengembang untuk berembuk.
Ia menginginkan semua elemen masyarakat dilibatkan dalam pembangunan di Jakarta. "Kita mau win-win solution, warga diberikan kemenangan, tetapi yang investasi dipastikan juga tidak dirugikan, yang sudah beli tanah di sana juga bisa mendapatkan uang kembali," ucap dia.
(Baca juga: Ahok: Soal Reklamasi Jangan Membohongi)
Sandiaga menyarankan, lokasi reklamasi saat ini dibangun tempat wisata sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.
"Bagaimana reklamasi yang sudah berjalan ini bisa justru dipakai segera untuk kepentingan rakyat banyak, kepentingan publik, penciptaan lapangan kerja, pariwisata dikembangkan, revitalisasi kawasan pesisir, dan bagaimana rakyat merasa terwakilkan," kata dia.
Membangun stadion
Terkait janji pembanguna stadion, Sandi mengaku sudah menyiapkan desain stadion. Menurut Sandi, stadion yang dibangun nanti akan memiliki 75.000 tempat duduk dan dapat menampung 85.000 orang.
Sandi berjanji, fasilitas dan teknologi yang diterapkan di stadionnya ini akan setara dengan stadion-stadion kelas satu di Eropa.
"Rumputnya seperti Old Trafford stadion Manchester United dan kursinya seperti Alianz Arena milik Bayern Muenchen,” kata dia dalam berbagai kesempatan.
(Baca juga: Stadion Impian Sandiaga Akan Dikelola dengan Model Real Madrid)
Sandiga menyatakan, stadion yang dijanjikannya akan dibangun di Taman BMW, Sunter, Jakarta Utara.
Ia menyadari lahan tersebut kini masih dalam status sengketa. Namun, ia yakin dapat menyelesaikan masalah tersebut jika nantinya terpilih.
Sandiaga mengaku sudah mendapatkan pemaparan dari tim hukumnya mengenai solusi untuk menyelesaikan masalah lahan Taman BMW.
Adapun lahan Taman BMW merupakan lahan yang sebenarnya akan digunakan untuk pembangunan stadion oleh Pemerintah Provinsi DKI.
Pada awalnya, lahan tersebut merupakan kewajiban pengembang yang diberikan PT Agung Podomoro.
Namun, lahan itu diketahui dalam status sengketa antara PT Agung Podomoro dan PT Buana Permata Hijau.
(Baca juga: Ahok Sebut DKI Sudah Berencana Bangun 2 Stadion di Jakarta )
Masalah tersebut sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Adanya sengketa lahan ini berdampak terhadap tak kunjung terlaksananya rencana pembangunan stadion.