Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapangan Banteng, dari Hutan hingga Taman Bersejarah

Kompas.com - 08/05/2017, 20:35 WIB

Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-36 tahun 1808-1811, juga membangun rumah sakit di luar kota yang berdiri di antara dua aliran Sungai Ciliwung (1743). Rumah sakit sengaja dibangun di utara lapangan supaya pasien dapat berekreasi di alam segar. Tempat tersebut kini telah berubah fungsi menjadi Masjid Istiqlal.

Baru pada 1809, Daendels meratakan areal itu dan memberi nama Champ de Mars pada lapangan luas tersebut.

Lapangan Banteng dulu juga pernah bernama Lapangan Singa. Itu karena di tengah lapangan terpancang tugu peringatan dengan patung singa di atasnya. Tugu itu didirikan pada 1828 untuk mengenang pertempuran Waterloo.

Revitalisasi

Seiring perkembangan kota, Terminal Lapangan Banteng ditutup dan lapangan Banteng jadi ruang terbuka hijau. Kini, Pemerintah Provinsi DKI merevitalisasi Lapangan Banteng. Revitalisasi sudah dimulai 17 Maret lalu, diinisiasi oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono. Ia menuangkan semen lima kali sambil mengucapkan semua sila dalam Pancasila. Revitalisasi dengan dana CSR dan kompensasi koefisien lantai bangunan (KLB).

Untuk menjadikan wajah baru Lapangan Banteng, pekerjaan dibagi dalam tiga zona. Zona pertama merupakan zona utama, yaitu Zona Monumen Pembebasan Irian Barat. Di zona tersebut akan didirikan bangunan berbentuk setengah lingkaran yang berfungsi sebagai amphitheater dilengkapi kolam.

Pelataran zona satu direncanakan untuk kegiatan kesenian dan kebudayaan. Di antaranya konser musik dan peragaan busana. Zona satu ini akan dilengkapi toilet, mushala, food court, dan ruang pengelola. Fasilitas toilet selama ini sering dikeluhkan pengunjung.

Zona dua adalah zona olahraga, buka 24 jam. Zona tiga merupakan area taman. Meski ada revitalisasi, pengunjung tak perlu cemas. Pohon-pohon besar di lapangan ini tetap dipertahankan. Revitalisasi tahap pertama adalah membangun pagar dan lapangan di area olahraga.

"September 2017 ditargetkan selesai. Lapangan Banteng akan lebih gereget," ujar Sumarsono.
(NEL)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Mei 2017, di halaman 28 dengan judul "Dari Hutan hingga Taman Bersejarah".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com