Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Ahok Tak Pernah Merasa Kalah, tetapi Mau Mengalah untuk Kepentingan Rakyat"

Kompas.com - 23/05/2017, 18:11 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pengacara Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menyatakan batalnya Ahok mengajukan banding bukan berarti Ahok kalah dan mengakui vonis yang dijatuhkan kepadanya.

Seperti diketahui, Ahok dijatuhi hukuman penjara dua tahun atas pasal penodaan agama yang didakwakan kepadanya.

Anggota tim kuasa hukum Ahok, I Wayan Sudirta menyatakan keputusan Ahok membatalkan banding bertujuan untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara.

"Apakah Pak Ahok merasa kalah, Pak Ahok tidak pernah merasa kalah karena yang dia yakini apa yang diajarkan Tuhan. Pak Ahok tidak pernah merasa kalah. Tapi apakah mau mengalah, sekali-kali yang untuk kepentingan rakyat dia mau mengalah," kata Wayan dalam jumpa pers di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2017).

Baca: Teman Ahok: Pak Ahok Tidak Pernah Berjuang Sendirian

Menurut Wayan, Ahok adalah orang yang rela mengesampingkan kepentingannya sendiri demi kepentingan yang lebih besar. Walaupun kerelaannya itu memaksanya berada dalam kondisi yang tidak mengenakan.

"Walaupun pahit, tapi untuk kepentingan bangsa dan negara yang dia cintai, untuk pancasila dan bhinneka tunggal ika. Agar perekat bangsa ini tidak tergores, agar bangsa ini tetap utuh," ucap Wayan.

Dalam surat yang dibacakan istrinya, Veronica Tan, Ahok mengatakan dirinya dirinya sudah bisa menerima segala sesuatu yang terjadi kepadanya.

Baca: Ahok: Gusti Ora Sare...

Ia pun meminta agar pendukungnya bisa melakukan hal yang sama. Menurut Wayan, Ahok adalah orang yang tidak mengenal takut. Namun, percaya semua yang terjadi terhadapnya merupakan kehendak Tuhan.

"Apakah Pak Ahok mau damai, mau jika itu bangsa dan negara membutuhkannya. Apakah Pak Ahok mau marah, mau jika untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara membutuhkannya," kata Wayan.

Kompas TV Terdakwa kasus penodaan agama Ahok memutuskan untuk tidak mengajukan banding.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com