Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentang Mereka yang Memelihara Jakarta...

Kompas.com - 10/06/2017, 10:38 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kota Jakarta akan memasuki usianya yang ke-490 pada tahun ini. Usia yang tak lagi muda untuk suatu kota di Indonesia.

Mengingat rentan usia yang begitu panjang, sedianya kita mengingat perjalanan Kota Jakarta di tengah kebisingan yang bertambah setiap tahunnya.

Ingat pula jasa para "penjaga Ibu Kota" yang merawat Jakarta agar senantiasa nyaman, aman, dan indah dipandang.

Mereka, "pasukan warna" yang merawat Jakarta seperti merawat anaknya sendiri. Mungkin kita kerap menemui mereka di pinggir jalan dengan seragam yang menjadi ciri khas mereka.

(Baca juga: Wejangan dan Pujian Ahok untuk "Pasukan Warna")

Ada yang berseragam oranye, biru, hijau, kuning, putih, serta hitam. Ada pula yang disebut "pasukan ungu" meskipun tidak mengenakan seragam berwarna ungu.

Mereka yang bercucur keringat demi melayani warga Jakarta. Mereka yang bekerja bukan untuk Jakarta semata, tetapi juga untuk keluarga yang menunggu di rumah.

Kerja keras mereka...

Pasukan biru yang berkutat dengan sampah dan lumpur di gorong-gorong demi saluran air yang mengalir tanpa hambatan.

Demikian juga dengan pasukan oranye yang tak jarang masuk gorong-gorong untuk membersihkan sampah.

Menyapu jalan tanpa memikirkan panasnya terik matahari atau debu yang memenuhi udara Jakarta. Mereka berusaha membuat Jakarta bersih dan terbebas dari sampah.

(Baca juga: Pasukan Oranye: Alhamdulillah, Kami Bisa Jadi Contoh)

Di lain pihak, pasukan kuning menjadi garda terdepan yang menguru kondisi jalan dan jembatan Ibu Kota.

Mereka pula yang membuat kita selamat sampai rumah karena tak ada lubang yang dibiarkan menganga di jalanan Jakarta.

Kemudian, saat kita melihat hijaunya taman di sudut-sudut Jakarta, sedianya ingat akan pasukan hijau.

Merekalah yang bekerja sebagai pasukan khusus penjaga taman. Salah satu tugas mereka adalah menjaga kebersihan Bundaran Hotel Indonesia yang mereka sebut sebagai warisan sejarah Jakarta.

Di samping itu, pernahkan Anda menyadari bahwa pengemis atau pengamen di Jakarta semakin berkurang?

Kita hampir tak pernah menjumpai mereka di perempatan lampu merah atau pun jembatan penyeberangan bukan?

Kondisi ini tak lepas dari peran pasukan ungu yang setiap hari menertibkan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), seperti gelandangan, pengamen, hingga orang dengan masalah kejiwaan (ODMK), yang berkeliaran di ruas jalan Ibu Kota.

(Baca juga: Kisah "Pasukan Ungu", Pernah Dikeroyok Pengamen, hingga Dipukul Pengemis)

Tak hanya itu, mungkin sebagian dari Anda belum pernah mendengar nama palang hitam. Mereka memang jarang terdengar di media sosial atau pemberitaan. Namun, mereka melakukan pekerjaan yang mulia.

Palang hitam atau bisa juga disebut pasukan hitam, adalah orang-orang pertama yang akan mengurus jenazah warga yang ditemukan di Ibu Kota.

(Baca juga: Mengenal Palang Hitam, Pasukan Pemburu Mayat sejak Zaman Belanda)

Meskipun jenazah tersebut ditemukan tanpa identitas, pasukan hitam akan mengurusnya hingga ke tempat peristirahatan terakhir.

Selain pasukan-pasukan itu, ada pasukan yang terbilang baru dibentuk tetapi sangat membantu.

Mereka adalah pasukan putih yang membantu warga untuk mengurus antar-jemput perizinan. Dengan jasanya, mengurus perizinan kini menjadi lebih cepat.

(Baca juga: "Pasukan Putih" Jadi "Ranger" DKI Berantas Pungli di Sektor Perizinan)

Kisah-kisah perjuangan "pasukan penjaga Ibu Kota" dalam merawat Jakarta ini dapat Anda ikuti lebih jauh dalam Visual Interaktif Kompas, Pasukan Penjaga Ibu Kota.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com