"Dulu rumah enggak nyaman, kebanjiran, enggak bersih, sangat memprihatinkan. Kayaknya dari semua rumah yang dibedah, rumah saya yang paling parah," ujar Dani.
Perubahan drastis terhadap rumah itu sangat berpengaruh terhadap interaksi anggota keluarga mereka.
(Baca juga: Warga Keluhkan Program Bedah Rumah, Djarot Minta Mereka Bersyukur)
Dani menceritakan, sebelum rumah itu dibedah, ayah mertuanya tinggal sendirian di sana. Anak-anak dan keluarga anak-anak ayah mertuanya, termasuk Dani, tinggal dikontrakan.
Cucu dari ayah mertuanya itu juga tidak terlalu akrab dengan sang kakek. Bahkan ada cucu yang masih kecil takut berinteraksi dengan kakek mereka.
Saat Lebaran misalnya, anak maupun cucu dari ayah mertuanya hanya sebentar berkunjung. Itu karena rumah itu terbilang sangat tidak nyaman.
Namun, saat ini keadaannya jauh lebih baik. Anak-anak dan cucu ayah mertuanya tinggal bersama di rumah yang telah dibangun kembali itu.
Para cucu jadi akrab dengan kakek mereka. "Bapak Alhmadulillah sudah dekat, malah cucunya sekarang sayang banget. Dulu jauh karena belum kenal, belum mau dekat," ujar Dani.
Warga diharapkan bersyukur
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sudah mendengar keluhan terkait kondisi rumah yang sudah dibedah.
Djarot tidak ingin warga penerima program bedah rumah lepas tangan terhadap renovasi rumahnya. Djarot ingin warga ikut bergotong royong untuk membuat rumah mereka layak huni.
"Jadi ada gotong royong dari pemilik rumah. Tidak misalnya pemilik rumah menerima program ini ya sudah Alhamdulillah, kemudian rumah dibangun, kemudian mereka masuk, terus ongkang-ongkang semuanya sudah terpasang rapi. Mana unsur pendidikannya?" ujar Djarot.
Djarot mengatakan, program bedah rumah tidak bisa disamakan dengan pembangunan perumahan yang dilakukan oleh perusahaan properti.
Warga menerima bantuan ini karena kondisi rumah mereka yang tidak layak. Djarot ingin ada semangat gotong royong dalam program ini.
Artinya, penerima bantuan bedah rumah tidak hanya menunggu rumahnya selesai dibangun, tetapi juga ikut membantu perbaikan rumah mereka.
(Baca juga: Djarot Tak Ingin Peserta Bedah Rumah Hanya Ongkang-ongkang Kaki )
Djarot pun meminta warga untuk mensyukuri rumah baru mereka. "Masa mau gratisan semua? Nilai untuk bangun membantu mereka berapa kalau mau hitung-hitungan, berapa puluh juta? Masa enggak ada rasa bersyukurnya?" ujar Djarot.