Diselesaikan di era Djarot dan akan diresmikan Jokowi
Saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok optimis bisa hadir dalam peresmian simpang susun Semanggi. Sebab, pembangunannya begitu cepat dan ditargetkan selesai pada Agustus 2017.
Meski kalah pilkada dan tidak akan jadi gubernur lagi, dia senang karena masih sempat meresmikan simpang susun Semanggi.
"Iya (peresmiannya masih dengan saya), masih kebagian lah, he-he-he," ujar Ahok.
(baca: Bagaimana Simpang Susun Semanggi Bisa Kurangi Kemacetan?)
Namun nasib berkata lain. Ahok yang terjerat kasus penodaan agama kini mendekam di Mako Brimob.
Artinya, Ahok tidak akan ikut dalam peresmian simpang susun Semanggi. Ahok juga tidak bisa melihat ketika proyek tersebut selesai dan dibuka untuk umum.
Adapun, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat lah yang melihat penyelesaian proyek pembangunan simpang susun Semanggi.
Pada Jumat, (28/7/2017), Djarot membuka uji coba Simpang Susun Semanggi yang sudah selesai dibangun. Saat itu, Djarot mengatakan simpang susun Semanggi tidak akan terwujud tanpa keputusan yang dibuat Ahok.
"Kalau saya boleh cerita sedikit saja, harus diakui bahwa pembangunan simpang susun Semanggi adalah berkat keberanian untuk mengambil keputusan dari Pak Basuki Tjahaja Purnama, bukan Pak Basuki menteri, (tapi) Pak Ahok, keberanian untuk mengambil keputusan," kata Djarot.
Simpang susun Semanggi rencananya akan diresmikan pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI oleh Presiden Joko Widodo.
Pesan persatuan
Desain simpang susun Semanggi yang menyerupai daun semanggi memiliki makna tentang persatuan.
"Sebetulnya, si daun semanggi itu adalah sebagai suh atau pengikat," ujar Djarot.
(baca: Pesan Pengikat Persatuan dari Megahnya Simpang Susun Semanggi)
Djarot menjelaskan, pengikat dalam hal ini bisa diartikan sebagai pengikat persatuan dan kesatuan bangsa. Bisa juga diartikan pengikat atau penyatuan wilayah-wilayah di Jakarta atau Indonesia. Semua diikat dan dibuat "bulat" seperti lingkaran Semanggi.
Filosofi yang lebih lengkap disampaikan Djarot melalui akun instagramnya, @djarotsaifulhidayat. Djarot memosting foto simpang susun Semanggi yang mirip daun semanggi jika dilihat dari atas.
Djarot menulis, tanaman semanggi biasanya tumbuh di area sawah, rawa, dan saluran irigasi. Djarot mengatakan ada cerita bahwa kawasan Karet-Semanggi dulunya ditumbuhi banyak tanaman semanggi.
Dia menduga Sutami yang dulu merupakan Menteri Pekerjaan Umum mengambil nama semanggi berdasarkan cerita itu.
"Konon, area Karet Semanggi Jakarta dulu adalah rawa-rawa yang banyak tumbuh tanaman Semanggi. Apakah Ir Sutami terinspirasi dari tanaman ini untuk proyek gagasannya, atau kemudian yang menginspirasi Bung Karno menamai jembatan ini dengan nama Jembatan Semanggi?" tulis Djarot.
Djarot mengatakan, Bung Karno yang lebih dulu mengungkapkan filosofi daun semanggi yang seperti suh atau pengikat sapu lidi.
Batang lidi yang sudah disatukan dengan suh akan menjadi kokoh menjadi filosofi simpang susun Semanggi yang pembangunannya dimulai sewaktu Ahok menjadi Gubernur DKI, diselesaikan Djarot, dan akan diresmikan Presiden Jokowi.
"Lidi-lidi yang bersatu akan menjadi kuat. Semanggi dengan satu jembatannya dan 4 daunnya melambangkan penyatuan wilayah Ibukota, sekaligus perlambang persatuan bangsa," ujar Djarot.