Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL, Pengamen, Komunitas Punk, dan Preman Dilarang Masuk Kalijodo

Kompas.com - 01/08/2017, 18:21 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini tak ada pedagang kaki lima (PKL), pengamen, bahkan anggota komunitas punk, dan preman di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) sekaligus Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo yang terletak di perbatasan Tambora, Jakarta Barat dan Penjaringan, Jakarta Utara.  Pengelola RPTRA dan RTH Kalijodo, Daeng Jamal mengatakan, pada awal kawasan itu diresmikan menjadi ruang publik, pihaknya tak melarang pengamen mencari nafkah di sana.

"Namun karena tugas inti kami di sini adalah agar pengunjung di sini terjamin keamanannya, maka kami ambil alternatifnya, untuk pengamen atau yang penampilan agak ekstrem kami larang masuk," kata dia saat ditemui di RTH dan RPTRA Kalijodo, Selasa (1/8/2017).

Ia mengatakan, sejak awal diresmikan pada 22 Februari 2017, sejumlah pengamen dan PKL sempat menyambangi kawasan yang diresmikan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama itu.

"Awalnya ada 1 dan 2 (pengamen) yang masuk, kami monitor. Karena orang-orang kelihatan resah, kalau orang lagi istirahat ada yg ngamen kan ga nyaman juga, maka kami lakukan pelarangan," kata dia.

Ia mengatakan, pihaknya membagi jadwal pengamanan di tempat itu menjadi 2 sif.

"Masing-masing sif 12 jam. Siang lebih banyak (orangnya) dibanding malam. Siang 25 orang, malem 15 orang, karena siang kan banyak kegiatan," kata dia.

Pihaknya juga menerapkan jam tutup kawasan. Pada pukul 24.00 WIB petugas keamanan akan meminta pengunjung yang masih ada di kawasan tersebut segera pulang.

"Kalau masih ada orang kami suruh pergi. Jam 23.00 WIB beberapa akses pintu kami tutup dulu, mau pedagang pujasera, pengunjung, kami mulai pembersihan kawasan pada malam hari," kata dia.

Ia mengatakan, sejauh ini pihaknya belum pernah menemui pelanggaran keamanan yang berat.

"Waktu itu pernah ada pengunjung yang membawa miras yang dimasukkan ke dalam botol air mineral untuk mengelabuhi petugas. Kami sisir dan amankan," kata dia.

Baca juga: 4 Batu dari Tembok Berlin yang Disumbangkan ke Kalijodo Senilai Rp 62,3 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com