Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerapan Pembatasan Sepeda Motor Dinilai Diskriminatif

Kompas.com - 08/08/2017, 19:35 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana perluasan penerapan pembatasan sepeda motor hingga sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dari Jalan MH Thamrin ditanggapi beragam oleh sejumlah pengandara sepeda motor. Perluasan pelarangan sepeda motor dari saat ini hanya di Jalan MH Thamrin hingga mencapai Bundaran Senayan akan diberlakukan mulai September tahun ini.

Tri (25), karyawan sebuah perusahaan swasta, tak setuju bahwa Pemprov DKI Jakarta melakukan perluasan pembatasan sepeda motor. Dia menilai pembatasan jalur yang sebelumnya telah dilakukan yaitu di Jalan MH Thamrin telah membuatnya sulit beraktivitas.

Menurut Tri, Pemprov DKI telah melakukan diskriminasi dengan memperluas pembatasan jalur yang tidak bisa dilewati sepeda motor.

"Ini makin diskriminatif. Harusnya sih untuk mengurangi kemacetan, roda empat yang dibatasi agar mereka beralih ke transportasi umum," kata Tri saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta Timur, Selasa (8/7/2017).

Seorang pengendara sepeda motor lainnya, Joko (26), garuk-garuk kepala saat ditanyakan pendapatnya soal rencana perluasan pembatasan sepeda motor. Joko, juga karyawan swasta, berharap agar pemerintah mengkaji lagi wacana itu.

Joko mengatakan, dia merupakan pekerja lapangan yang setiap hari berkeliling dari satu wilayah ke wilayah lain. Jika perlusan pembatasan sampai hingga ke Bundaran Senayan, Joko bingung jalan alternatif mana yang harus ditempuh. Ia berpendapat jalan alternatif yang disediakan juga akan menjadi macet.

"Haduh, ribet ya. Memangnya kalau enggak boleh lewat jalurnya dialihin ke mana tuh? Ya walau alasanya mengurangi kemacetan, dialihkan ke jalan lain, itu jalan juga bakal macet," ujar Joko.

Ia memberi saran agar pemerintah memperbanyak park and ride bagi pengendara mobil sehingga tak menggunakan kendaraan pribadinya. Joko menilai kemacetan yang terjadi di Jakarta karena jumlah mobil semakin banyak.

"Kalau untuk mengatasi kemacetan, kenapa enggak gunakan park and ride khusus mobil. Udah deh tuh suruh gunakan transportasi massal," kata Joko.

Seorang pengemudi ojek online bernama Aria mengatakan akan sulit baginya untuk mengambil orderan atau bahkan mengantar penumpang jika kebijakan itu diperluar penerapannya.

"Enggak tahu deh tuh lewat mana. Sering juga saya ambil penumpang di sekitar Senayan. Dikaji lagilah aturannya, jangan nyusahin," ujar Aria.

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengemukakan, penerapan perluasan kawasan larangan bagi sepeda motor akan dilakukan tahun ini. Ada dua konsep perluasan kawasan larangan sepeda motor yang jadi pertimbangan. Yang pertama, larangan untuk sepeda motor di beberapa kawasan akan diperlakukan tidak permanen seperti di ruas jalan sedang ada pembangunan infrastruktur.

"Ada juga yang permanen, ini dari Patung Kuda Arjuna Wiwaha Monas sampai dengan Bunderan Senayan. Artinya setiap hari kita berlakukan larangan," kata Sigit kemarin.

Baca juga: Akankah Pembatasan Motor Efektif Kurangi Kemacetan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com