Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anies Diskusi dengan Gubernur Tokyo dan Wali Kota Seoul

Kompas.com - 09/08/2017, 12:02 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur terpilih DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi Tokyo, Jepang dan Seoul, Korea Selatan, beberapa waktu lalu.

Menurut Juru Bicara Anies-Sandi, Naufal Firman Yursak, Anies mengunjungi dua kota yang merupakan sister city Jakarta itu atas undangan pemimpin dua kota tersebut.

Anies bertemu dengan Gubernur Tokyo Yuriko Koike dan Wali Kota Seoul Won-Soon Park.

"Pak Anies ke dua kota besar itu, pertama Tokyo kemudian Seoul di Korea Selatan untuk melihat pendekatan ilmu dan teknologi di sana yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan Jakarta," kata Naufal Firman Yursak melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Rabu (9/8/2017).

(Baca juga: Anies: Jangan Deh, Saya Enggak Komentar Dulu Sekarang)

Naufal menceritakan, sewaktu Anies menemui Yuriko, banyak membahas tentang kerja sama antara Tokyo dan Jakarta yang berlangsung sejak tahun 1989.

Selain itu, Anies menyimak cerita Yuriko sebagai mantan Menteri Pertahanan Jepang yang kemudian memutuskan untuk berhenti dan mengabdi sebagai gubernur perempuan pertama di Tokyo.

Selain berbincang dengan Yuriko, Anies mengunjungi pusat pengolahan air bersih di Tokyo yang bernama Ariake Water Reclamation Center.

Ada beberapa poin yang jadi catatan Anies dari sana dan kemungkinan bisa diaplikasikan untuk pengolahan air di Jakarta.

Kemudian, dalam pertemuannya dengan Wali Kota Park, Anies mendalami pendekatan pimpinan Kota Seoul itu.

Menurut Naufal, Park yang pernah mendapatkan Magsaysay Award tersebut memiliki paradigma menata kota dengan partisipasi warganya.

"Ini yang mau dilakukan Pak Anies, bahwa menata kota tidak dengan meminggirkan suara warga, namun justru mengutamakannya,” ujar dia.

(Baca juga: Di Madinah, Anies Sempat Bertemu Imam Besar Masjid Nabawi)

Selain bertemu pejabat, Anies menghabiskan waktu dengan mendatangi tempat-tempat yang pernah dia kunjungi saat dulu menimba ilmu di Tokyo.

Melalui akun media sosialnya, Anies banyak mengunggah foto pengalaman dia dan cerita saat mengikuti program pertukaran pelajar dan tinggal tiga bulan di Tokyo.

Kompas TV Anies Temui Novel Baswedan di Singapura
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com