Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

27 Tahun Kumpulkan Uang Hasil Menjahit, Sutaryono Akan Naik Haji

Kompas.com - 10/08/2017, 16:44 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kaki Sutaryono (67) tak henti-hentinya bergerak untuk "mengayuh" sebuah mesin jahit tua.

Tangannya, meski sudah keriput di sana sini, masih cakap untuk memainkan roda mesin jahit model lama yang terus berputar sejak 1990.

Sutaryono atau biasa dipanggil Pakde  Yono adalah salah seorang penjahit pakaian pinggir jalan yang bekerja di sekitar kawasan Matraman, Jakarta Timur.

Pakde Yono dikenal sebagai penjahit senior yang sudah cukup lama membuka lapak di kawasan tersebut.

Baca: Putar Uang dari Upah Buruh Bangunan, Kakek Ini Ajak Istri Naik Haji

Saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (10/8/2017), Yono bercerita, profesi penjahit telah dia tekuni sejak 1990.

Sebelumnya, Yono bekerja di sebuah perusahaan konveksi. Namun, karena hasil bekerja di bawah orang lain tak mencukupi, Yono memberanikan diri untuk membuka usaha jasa jahit pakaian.

Berbekal keahlian serta uang tabungan hasil bekerja di perusahaan konveksi itu, Yono membeli sebuah mesin jahit bekas.

Sekitar tahun 1990-an, mesin tersebut dibelinya dengan harga Rp 25.000. Sampai sekarang, mesin itu masih bisa bekerja dengan baik.

Sesekali Yono hanya perlu memberikan oli agar mesin tetap bisa berputar dengan halus. Beberapa bagian mesin memang sudah terlihat berkarat.

"Masih sehatlah mesinnya, cuma perlu kasih oli, kalau enggak ya enggak licin," ujar Yono.

Yono mengatakan, puluhan tahun menekuni profesi penjahit di pinggir jalan, banyak tantangan yang dihadapi.

Selain harus bersaing dengan penjahit lain yang lebih mapan, tantangan lain adalah dari petugas ketertiban.

Menghadapi para petugas ini membuat Yono dan rekan-rekannya sesama penjahit harus pintar-pintar menghindar.

Baca: Maksum Kakek Pengayuh Becak Akhirnya Akan Naik Haji

Bila melihat petugas ketertiban sedang berkumpul, maka Yono bergegas melarikan mesin jahitnya.

Sayangnya, tak jarang Yono tertangkap dan mesin jahit miliknya dibawa para petugas. Jika itu terjadi Yono harus rela merogoh kocek untuk menebus mesih jahitnya.

"Yah, bayar Rp 50.000 nebusnya. Namanya mesin buat cari makan, ya harus ditebus. Kalau enggak ya enggak makan. Tapi sekarang enggak ada lagi trantip kok, udah aman," ujar Yono.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com