Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Silakan Sertifikat untuk Agunan ke Bank, tapi Dikalkulasi...

Kompas.com - 20/08/2017, 12:44 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Presiden Joko Widodo meminta warga menyimpan sertifikat tanahnya dengan apik. Hal itu diucapkan Jokowi seusai menyerahkan sertifikat hak atas tanah kepada masyarakat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Minggu (20/8/2017), di MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Dalam acara itu, sebanyak 7.496 sertifikat bidang tanah diserahkan kepada warga Jabodetabek dan Pemprov DKI Jakarta, dari target lima juta bidang tanah.

"Kalau sudah pegang sertifikat hati-hati. Masukkan kantong plastik. Difotokopi, biar kalau hilang, ngurusnya mudah," kata Jokowi.

"Silakan, ini sudah bisa dipakai untuk jaminan. Tapi hati-hati kalau pinjam ke bank. Jangan terima enaknya saja," lanjut Jokowi, disambut tawa peserta acara.

(baca: Jokowi Serahkan Sertifikat Pengelolaan Pulau Reklamasi kepada DKI)

Lebih lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, ada kewajiban angsuran yang harus dipenuhi debitur bank. Jangan sampai, kata dia, pinjaman sudah diterima, angsuran macet, dan sertifikat disita.

"Silakan, sertifikat ini dipakai untuk agunan ke bank. Enggak apa-apa. Tetapi, dihitung dulu, dikalkulasi dulu, bisa tidak mencicil per bulannya? Bisa enggak mengangsur tiap bulannya?" ujar Jokowi.

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil mengatakan, hingga saat ini jumlah bidang tanah yang sudah tersertifikasi di DKI Jakarta sebanyak 1,25 juta bidang (80,98 persen), Jawa Barat sebanyak 6,46 juta bidang (32,56 persen), dan Banten sebanyak 1,82 juta bidang (53 persen).

"Untuk DKI Jakarta sisanya kami rencanakan tahun depan. Kalau enggak bisa 100 persen, ya 95 persen. Tetapi 2019 sudah bersertifikat semua atau paling tidak, sudah terukur," kata Sofyan.

Kompas TV Sertifikat ini terdiri dari sertifikat tanah kebun, tanah bangunan, dan tanah persawahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com