JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Pluit Yoel Sibarani menyatakan, data dalam aplikasi pelaporan warga, Qlue, tidak valid sehingga kelurahan yang dia pimpin menjadi kelurahan yang paling banyak melakukan pembiaran terhadap aduan warga berdasarkan data Qlue.
"Teman saya dari Kominfo mengatakan bahwa data yang dipakai tidak valid dan saya juga melihat sistem proses penarikan datanya belum sinkron," kata Yoel saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (2/9/2017).
Yoel juga menyampaikan, Jakarta Smart City (JSC) sudah memberikan informasi kepadanya mengenai cara penggunaan aplikasi Citizen Relation Management (CRM) untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat.
"Aplikasi CRM ini merupakan pengganti aplikasi sebelumnya yang terintegrasi dengan Qlue yakni Cepat Respon Opini Publik (CROP)," kata dia.
(Baca juga: Pemeringkatan Layanan Kelurahan Lewat Qlue Dianggap Tak Obyektif)
Sebelumnya diberitakan, Kelurahan Pluit merupakan kelurahan yang paling banyak melakukan pembiaran terhadap aduan warga berdasarkan aplikasi Qlue.
Kelurahan dengan aduan yang tidak ditindaklanjuti diberi indikator merah. Ada 286 aduan yang tidak ditindaklanjuti pihak Kelurahan Pluit.
Kemudian Kelurahan Pademangan Timur yang tidak menindaklanjuti 269 aduan warga, Kelurahan Cengkareng Barat (241 aduan), Kelurahan Kalideres (222 aduan), dan Kelurahan Pegadungan (202 aduan).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.