Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Masih Periksa Pelaku Pembubaran Kebaktian di Rusun Pulogebang

Kompas.com - 25/09/2017, 18:26 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi masih memeriksa Nasoem Sulaiman alias Joker, pria yang membubarkan ibadah kebaktian di Rusunawa Pulogebang, Jakarta Timur, Sabtu (23/9/2017) lalu.

"Joker kan masih diamankan di Polres (Jakarta Timur). Masih pendalaman apa yang dilakukan oleh Joker," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo di Mapolda Metro Jaya, Senin (25/9/2017).

Menurut Andry, selama menjalani pemeriksaan Joker sangat kooperatif dan mengakui kesalahannya.

"Yang bersangkutan juga siap jika bersalah (untuk) diproses. Kan itu komitmennya, dan polisi merespon itu semua,"tambah Andry.

Baca: Setelah Kebaktian Dibubarkan, Rusunawa Pulogebang Dijaga Polisi

Andry melanjutkan, penyidik masih mendalami apakah terdapat unsur pidana dalam kasus tersebut. Menurut Andry, peristiwa pembubaran itu terjadi hanya karena miskomunikasi.

"Tergantung hasil dari pada pemeriksaan penyidik. Kan kita lihat nanti antara faktual ada informasi sudah tiga kali, kapan saja? Siapa saja saksinya? Perbuatannya apa saja? Ini perlu kita dalami satu persatu," kata Andry.

Andry menjelaskan, berdasarkan keterangan Joker, dirinya membubarkan acara tersebut karena merasa terganggu.

"Yaitu terganggu. Karena mau istirahat dia, dia pekerja. Ya kan itu pengakuannya. Joker sudah mengakui, sudah meminta maaf, dan siap diproses secara hukum kan itu pernyataan dia dan polisi sudah menanganinya, sedang bekerja," ujarnya.

Pada Sabtu (23/9/2017), Joker membubarkan ibadah kebaktian anak-anak di Rusun Pulogebang sambil membawa senjata tajam seperti kapak.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Agustino Darmawan mengatakan, senjata tajam tersebut bukan untuk mengintimidasi anak-anak.

Joker yang merupakan tukang bangunan kebetulan sedang membawa kapak saat melihat ibadah kebaktian dan membubarkannya.

Baca: Joker Sudah Tiga Kali Bubarkan Kebaktian di Rusun Pulogebang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com