Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesalahpahaman dan Pembubaran Kebaktian di Rusun Pulogebang

Kompas.com - 25/09/2017, 07:26 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Akhir pekan lalu, media sosial diramaikan dengan video warga Rumah Susun Pulogebang yang disebut membubarkan ibadah kebaktian anak-anak pada Sabtu (23/9/2017).

Warga yang bernama Nasoem Sulaiman alias Joker itu disebut membuat anak-anak takut karena marah-marah sambil membawa gergaji dan kampak.

Akibat video yang viral itu, Joker dianggap tidak memiliki toleransi antarumat beragama. Apalagi sampai membawa benda tajam di depan anak-anak.

Pada Minggu (24/9/2017), Kepala Unit Pengelola Rusun Pulogebang, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, kepolisian, serta tokoh masyarakat setempat langsung memediasi masalah ini.

Dalam potongan video lain, terlihat Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Agustino Darmawan sedang memarahi Joker.

"Pak Gubernur juga marah sama saya gara-gara ini. Jangan terjadi lagi. Semua ada saluran berbicara dengan Kepala UPRS, bukan bertindak sendiri. Saya ingatkan sekali lagi jangan coba-coba bertindak sendiri. Siapapun!" kata Agustino dalam video itu.

"Kalau ada orang dari luar menghasut, laporkan ke saya. Saya juga punya sarana untuk menyelesaikan. Anda semua ini kan bersaudara bukan musuh. Saya tidak mau ini terulang lagi," tambah dia.

(baca: Kronologi Seorang Pria Bubarkan Kebaktian di Rusun Pulogebang)

Kesalahpahaman

Kepala Unit Pengelola Rusun Pulogebang Ageng Darmintono menjelaskan kronologi terjadinya peristiwa itu. Menurut Ageng, Joker merupakan tukang bangunan yang bekerja menggunakan gergaji, kampak, palu, dan linggis.

Saat pulang bekerja, Joker melihat kegiatan kebaktian anak-anak di lantai 3 Blok F dan secara spontan berusaha membubarkannya karena merasa terganggu.

Saat marah-marah itu, Joker masih membawa serta alat kerjanya yang kemudian dianggap sengaja dibawa untuk mengancam warga.

"Ini murni kesalahpahaman," kata Ageng.

Meski demikian, bukan berarti apa yang dilakukan Joker bisa dibenarkan. Apalagi, Joker juga sempat melontarkan kata-kata yang kurang baik di depan anak-anak saat melakukan pembubaran itu. Ageng mengatakan Joker harus belajar untuk menghargai hak beragama orang lain.

"Memang seharusnya beliau banyak belajar tentang hak beragama," ujar Ageng.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Pengamat Nilai Duet Anies-Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta Tetap Menjual karena Faktor Anies

Pengamat Nilai Duet Anies-Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta Tetap Menjual karena Faktor Anies

Megapolitan
Kasus Bus Wisata Kena Pungli Jukir Liar, Heru Budi Klaim Ada Tim yang Awasi 100 Titik Parkir

Kasus Bus Wisata Kena Pungli Jukir Liar, Heru Budi Klaim Ada Tim yang Awasi 100 Titik Parkir

Megapolitan
Gara-gara Rokok, Gudang Cat di Kelapa Gading Terbakar

Gara-gara Rokok, Gudang Cat di Kelapa Gading Terbakar

Megapolitan
Bocah Tewas Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Heru Budi Minta Warga Saling Jaga Anak-anak

Bocah Tewas Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Heru Budi Minta Warga Saling Jaga Anak-anak

Megapolitan
Bawaslu Tingkat Kota DKI Tak Punya Ruang Gakkumdu, Dikhawatirkan Berdampak pada Pelaksanaan Pilkada 2024

Bawaslu Tingkat Kota DKI Tak Punya Ruang Gakkumdu, Dikhawatirkan Berdampak pada Pelaksanaan Pilkada 2024

Megapolitan
Cegah Kehilangan Motor, Pengelola Parkir RTH Kalijodo Akan Pasang CCTV

Cegah Kehilangan Motor, Pengelola Parkir RTH Kalijodo Akan Pasang CCTV

Megapolitan
Kasus Kematian Akseyna UI, Polisi: Jika Dibunuh, Ada 'Gap' 6 Hari Untuk Pelaku Hilangkan Jejak

Kasus Kematian Akseyna UI, Polisi: Jika Dibunuh, Ada "Gap" 6 Hari Untuk Pelaku Hilangkan Jejak

Megapolitan
PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada DKI, DPD Golkar: Kami Masih dengan KIM

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada DKI, DPD Golkar: Kami Masih dengan KIM

Megapolitan
Jelang Pilkada Jakarta, Bawaslu DKI Belum Punya Ruang Gakkumdu di Tingkat Kota

Jelang Pilkada Jakarta, Bawaslu DKI Belum Punya Ruang Gakkumdu di Tingkat Kota

Megapolitan
Ikut Heru Budi Blusukan di Jakarta, Gibran: Main Aja...

Ikut Heru Budi Blusukan di Jakarta, Gibran: Main Aja...

Megapolitan
Heru Budi dan Gibran Pantau Proyek Penanggulangan Banjir di Kalideres dan Kamal Muara

Heru Budi dan Gibran Pantau Proyek Penanggulangan Banjir di Kalideres dan Kamal Muara

Megapolitan
Gibran dan Heru Budi Bagi-bagi Susu dan Buku Saat Temui Warga di Pasar Ikan Kamal Muara

Gibran dan Heru Budi Bagi-bagi Susu dan Buku Saat Temui Warga di Pasar Ikan Kamal Muara

Megapolitan
Cara Polri Berantas Judi Online : Razia Ponsel Anggota, Pemberian Sanksi hingga Rencana Melibatkan Selebgram

Cara Polri Berantas Judi Online : Razia Ponsel Anggota, Pemberian Sanksi hingga Rencana Melibatkan Selebgram

Megapolitan
Muncul Dugaan Pungli, Palang Parkir Otomatis RTH Kalijodo yang Rusak Akan Diperbaiki

Muncul Dugaan Pungli, Palang Parkir Otomatis RTH Kalijodo yang Rusak Akan Diperbaiki

Megapolitan
Ketua Panitia Lentera Festival Tangerang Pakai Uang Tiket untuk Kepentingan Pribadi

Ketua Panitia Lentera Festival Tangerang Pakai Uang Tiket untuk Kepentingan Pribadi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com