Menurut Harjoko, kotak saran itu tak memadai jika warga mengalami masalah dengan pelayanan. Apalagi, jika berhadapan dengan aparatur pemerintah, warga desa cenderung sungkan dan takut bersuara.
"Jadi angan-angan saya, rumah aspirasi itu dikelola para relawan sehingga warga enggak sungkan menyampaikan keluh kesahnya," tambah dia.
Aspirasi kedua yang ingin disampaikannya ke menteri kesehatan adalah mendekatkan layanan kesehatan ke warga desa.
"Jika bisa layanan kesehatan itu bisa dijangkau warga yang berjalan kaki atau menggunakan sepeda," ujarnya.
Harjoko mengakui, kediamannya berjarak tak terlalu jauh dari layanan kesehatan tetapi banyak warga yang membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai puskesmas atau layanan kesehatan lainnya.
Sedangkan aspirasi ketiga, Harjoko ingin pemerintah mewajibkan adanya kebun tanaman herbal di daerah-daerah jika bisa hingga di tingkat kecamatan.
Lalu dari mana Harjoko mendapatkan ide untuk bersepeda dari Jepara ke Jakarta? Dia menjawab ide itu datang begitu saja.
"Saya setiap hari menggunakan sepeda jadi saya pikir kenapa tidak pergi ke Jakarta naik sepeda," ujarnya sambil tertawa.
Ide untuk ke Jakarta dengan menggunakansepeda ini, lanjut dia, sudah muncul setahun lalu. Namun, dia baru berangkat 10 hari lalu setelah menganggap memiliki bekal yang cukup.
"Saya membawa uang Rp 500 ribu dan pakaian lima potong," kata dia.
Sepanjang perjalanan, Harjoko mengatakan, bermalam di masjid atau rumah sakit. Dan, sepanjang jalan dia kerap mendapat bantuan dari sesama penunggang sepeda.
"Saya banyak mendapat bantuan seperti air minum bahkan uang untuk membeli makan," katanya.
Baca: Bersepeda dari Jakarta ke Jogja, Samsuddin Bawa "Badak" hingga "Gajah" untuk Anak-anak
Setelah tiba di Jakarta, Harjoko bertekad untuk bertemu dengan Ketua IDI dan menteri kesehatan.
"Saya akan menunggu sampai bertemu. Setidaknya, saya mendapatkan stempel atau apapun sebagai bukti bahwa aspirasi saya didengar," Herjoko menegaskan.
Setelah kopi habis diminum dan rokok habis diisap, Herjoko kembali ke atas sepedanya dan melanjutkan perjalanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.