Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Banyak Lembaga Pengawasan, KKN Tetap Banyak

Kompas.com - 05/10/2017, 12:24 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, banyaknya lembaga pengawasan yang ada di Indonesia tidak menurunkan tingkat korupsi. Dia mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.

"Ada pengawasan yang dilakukan inspektorat, atasan langsung, BPK, DPRD, KPK, Inspektur Jenderal, LSM, masyarakat. Banyak banget. Saya prihatin, tetapi tindak pidana korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) tetap banyak," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (5/10/2017).

Djarot mengaku jengkel dengan banyaknya lembaga yang mengawasi satu obyek secara berulang-ulang. Hal itu membuat aparatur sipil negara (ASN) harus bolak-balik dan sibuk mengurusi prosedur-prosedur pengawasan.

Baca juga: Djarot di Penghujung Jabatan dan Penuntasan Program Jokowi-Ahok


Dampaknya, tugas utama ASN untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat jadi terganggu. Menurut Djarot, hal yang dibutuhkan yakni pengawasan terpadu secara elektronik.

"Yang kami harapkan adalah pengawasan itu simpel saja tetapi itu akurat, terkontrol," kata dia.

Inspektorat Pemprov DKI Jakarta merilis e-audit yang diberi nama Sistem Informasi Pengawasan (SI Insan) pada hari ini. Semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) nanti akan mengunggah data-data mereka secara berkala untuk diaudit Inspektorat.

Para kepala SKPD pun menandatangani komitmen untuk melaporkan kinerja mereka melalui e-audit itu. Dengan adanya e-audit, semua data pelaporan SKPD mulai dari perencanaan hingga evaluasi akan terintegrasi dan menjadi data tunggal. E-audit akan mulai diterapkan secara bertahap mulai tahun 2018.

Hal itu akan mempermudah kinerja ASN untuk fokus menjalankan tugasnya dalam menyejahterakan dan memberdayaan masyarakat serta menyediakan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan yang baik.

"Saya juga berharap sempurnakan terus sistem ini dan kalau bisa sebagai contoh, maka aplikasi ini bisa ditularkan kepada yang lain," kata Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com