Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permukiman Napi di Ciangir Akan Dilengkapi Sarana Olahraga hingga Pasar

Kompas.com - 11/10/2017, 14:57 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Komplek Permukiman Pemasyarakatan di Desa Ciangir, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, mengadopsi sistem pemidanaan modern yang bukan hanya mencabut hak kebebasan narapidana, melainkan turut menekankan pada aspek pembinaan.

Di dalam kompleks tersebut, bentuk kawasannya kurang lebih akan mirip dengan hunian pada umumnya.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly dalam acara groundbreaking proyek pembangunan Permukiman Pemasyarakatan Ciangir menjelaskan, akan ada hunian vertikal atau rumah susun yang bisa menampung sampai 5.000 warga binaan. Kemudian, juga ada sentra-sentra kegiatan sebagai bagian dari pembinaan terhadap narapidana di sana.

"Fasilitas sentra kegiatan untuk kegiatan keterampilan, pertanian, perkebunan, peternakan, agrowisata, kerajinan tangan, garmen," kata Yasonna saat memberikan kata sambutan pada acara tersebut, Rabu (11/10/2017) siang.

Baca: Pembangunan Permukiman Napi di Ciangir Ditargetkan Selesai 2019

Yasonna menjelaskan, di kompleks tersebut juga disiapkan sarana ibadah untuk agama yang diakui di Indonesia, gedung pertemuan, tempat kunjungan keluarga, saung dan ruang rekreasi olahraga, serta area khusus untuk konservasi lingkungan.

Pihaknya juga akan memasang penghasil sumber energi mandiri untuk kebutuhan listrik di seluruh area komplek Permukiman Pemasyarakatan.

"Setelah kami survei, untuk kipas penghasil tenaga listrik, kemudian untuk solar cell juga bisa hidup di sini. Mudah-mudahan PLN tidak masuk, hanya sebagai back up, tapi selebihnya akan mandiri," tutur dia.

Tampak kawasan yang akan dibangun Permukiman Pemasyarakatan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM di Desa Ciangir, Kabupaten Tangerang, Selasa (10/10/2017) sore. Peletakan batu pertama pembangunan permukiman pemasyarakatan di sana dilaksanakan pada Rabu (11/10/2017).KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Tampak kawasan yang akan dibangun Permukiman Pemasyarakatan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM di Desa Ciangir, Kabupaten Tangerang, Selasa (10/10/2017) sore. Peletakan batu pertama pembangunan permukiman pemasyarakatan di sana dilaksanakan pada Rabu (11/10/2017).
Kemudian, ada area perkantoran seperti Balai Pemasyarakatan serta tempat pertemuan warga binaan dengan masyarakat sekitar yang dinamakan Pasar Asimilasi.

Pasar Asimilasi nantinya berfungsi layaknya pasar pada umumnya, dengan menjajakan hasil pertanian dan peternakan yang dikerjakan oleh warga binaan.

"Nanti kegiatannya pertanian dan peternakan, di lahan seluas ini akan mempertemukan warga binaan dengan masyarakat sebagai bagian dari integrasi, yaitu jual-beli, yang mungkin penerapannya bisa per pekan atau per saat di mana dibutuhkan oleh masyarakat," ujar Yasonna.

Baca:  Perkantoran dan Hunian Vertikal Akan Ada di Permukiman Napi di Ciangir

Selain itu, ada juga sentra-sentra industri penghasil produk tertentu yang dihasilkan oleh warga binaan terlatih. Para warga binaan akan dibekali dengan latihan packaging atau cara mengemas produk hingga menghasilkan kebutuhan perlengkapan sehari-hari seperti sabun dan odol.

Harapannya, ke depan kebutuhan warga binaan di seluruh Indonesia bisa menggunakan produk dari sesama warga binaan sendiri. Hal ini dilakukan guna mempersiapkan mereka agar punya keterampilan dan kemampuan dalam bidang tertentu sebelum selesai menjalani masa hukumannya.

Pembangunan komplek Permukiman Pemasyarakatan Ciangir akan berlangsung selama dua tahun, dengan target pembangunan rampung pada tahun 2019 mendatang.

Dalam pengerjaan komplek Permukiman Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Nantinya, Permukiman Pemasyarakatan di Ciangir bisa menampung hingga 5.000 orang warga binaan dan 500 unit tempat tinggal untuk petugas yang berjaga di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com