Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perjalanan Anak Penjual Kopi Keliling Diundang WHO ke Kanada

Kompas.com - 11/10/2017, 15:36 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Monica (15) berhasil menjadi perwakilan Indonesia untuk menghadiri undangan pertemuan The WHO 8th Milestone of Global Campaign for Violence Prevention, di Ottawa, Kanada, pada 19-20 Oktober 2017 mendatang.

Kisah Monica yang merupakan anak penjual kopi keliling di Jakarta Pusat bernama Purwati (45) tersebut mendapat perhatian kalangan orang banyak.

Undangan dari WHO untuk Monica didapat setelah ia mengikuti sayembara menulis tentang perilaku kekerasan yang dialami atau dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

"Jadi WHO selaku penyelenggara konferensi menghubungi Save the Children di seluruh dunia bahwa ada kesempatan untuk mengundang anak-anak ke konferensi tersebut," kata Direktur Advokasi dan Kampanye Yayasan Tuna Cilik mitra Save The Children Tata Sudrajat, kepada Kompas.com, di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus, Jakarta Timur, Rabu (11/10/2017).

Baca: Mensos Temui Penjual Kopi Keliling yang Anaknya Berangkat ke Kanada

Setiap ada kesempatan tersebut, lanjut Tata, pihaknya selalu membuat tahap seleksi yang partisipatoris.

Dalam kesempatan kali ini, Save the Children membuat sayembara menulis tentang pengalaman anak-anak soal kekerasan bagi para pelajar tingkat SMP dan SMA.

"Jadi mereka menuliskan bisa satu dua halaman tentang pengalaman mereka soal kekerasan atau bisa penglihatan mereka soal kekerasan. Kejadian-kejadian yang mereka lihat di sekolah atau di tempat lainnya," ujarnya.

Dari tulisan tersebut, tiga juri menyeleksi dan menilainya melalui nilai orisinalitasnya, alurnya, dan apakah informasi tulisan itu informatif atau tidak.

Baca: Purwati, Pedagang Kopi Keliling yang Anaknya Berangkat ke Kanada

Setelah itu, lanjut Tata, pihaknya memberikan tulisan yang sudah dilihat dan dinilai kepada anak-anak untuk mendapatkan penilaian terakhir.

"Pada tahap kedua ini anak-anak yang memilih dan menilai paling baik yang mana," ucap Tata.

Tulisan Monica kemudian berhasil dipilih mengalahkan 12 orang lainnya yang ikut lomba penulisan itu juga.

Baca: Cerita Purwati, Pedagang Kopi Keliling yang Memilih Tidur di Pinggir Selokan

"Cuma satu yang ikut dari Indonesia dari 12 orang yang mengikuti lomba penulisan. Kedua belas orang itu datang dari Bandung, Yogyakarta, dan Kupang," ujar Tata.

Kompas TV Seorang anak penjual kopi, bernama Monica, warga Jalan Dahlia RT 08, RW 01 Kramat, Senen, Jakarta, mendapat undangan dari World Health Organization (WHO
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com