JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, William Sabandar, berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama pihak terkait segera menyelesaikan pembebasan lahan untuk pembangunan stasiun MRT.
Hal tersebut dia ungkapkan menyusul langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berbicara dan mendapat kesepakatan dengan seorang pemilik lahan di Jalan Haji Nawi, Jakarta Selatan, yang terkena dampak pembangunan stasiun MRT.
"Urusan pembebasan lahan adalah kewenangan Pemda. Kalau MRT berharap lahan di Jalan Haji Nawi segera dapat dibebaskan. Semakin lama tidak bebas, semakin terlambat penyelesaian stasiun tersebut dan dananya semakin membengkak," kata William, kepada Kompas.com, Senin (23/10/2017).
(baca: Apa Saja Kendala Penyelesaian Proyek MRT Jakarta?)
Secara pribadi, William mengapresiasi langkah Anies berinisiatif mengecek lokasi pembangunan stasiun MRT di Jalan Haji Nawi sekaligus berbincang dengan seorang pemilik lahan bernama Mahesh.
Kini, pihaknya menunggu tiga titik lainnya di kawasan Jalan Haji Nawi yang pembebasan lahannya masih terkendala.
"Semoga tiga titik lahan lainnya di Jalan Haji Nawi dapat segera dieksekusi agar tidak ada kendala lagi untuk tempat itu, dan kontraktor segera bisa mempercepat pekerjaannya," ujar William.
Menurut dia, pengerjaan stasiun MRT dan sarana penunjang Jalan Haji Nawi seharusnya selesai pada Maret 2019. Namun, penyelesaian proyek di sana dipastikan molor dari target karena terkendala pembebasan lahan.
"Untuk kerugian sedang kami hitung, yang pasti penyelesaiannya akan terlambat," ujar William.