Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudin SDA Jakbar Sebut Meruya Utara Kerap Banjir, Warga Bilang Tidak

Kompas.com - 16/11/2017, 08:22 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com - Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat, Imron Syahrin mengatakan, genangan yang terjadi di kawasan Meruya Utara, Jakarta Barat kerap terjadi. Menurutnya, saat awal menjabat sebagai Kasudin tahun 2016, masalah genangan air di kawasan tersebut sudah kerap terjadi.

"Jadi genangan terakhir bukan di tahun 2007. Tahun 2016 sudah banyak genangan seperti itu. Lalu di tahun 2015 saat Kasudin yang lama juga sudah ada genangan," kata Imron saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/11/2017).

Namun warga mengatakan, banji terakhir di kawasan mereka terjadi 2007. Setelah 10 tahun bebas banjir, Senin lalu banjir tiba-tiba terjadi lagi.

Baca juga : Sejumlah Wilayah di Jakbar Tergenang, Meruya Utara Paling Parah

Menurut Imron, banjir yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya rata-rata surut dalam waktu tak sampai empat jam.

"Sama seperti genangan yang kemarin itu. Itu juga surut sekitar 3 sampai 4 jam," kata dia

Ia mengatakan, genangan yang terjadi di Meruya Utara disebabkan karena penyempitan sungai yang mengalir di sepanjang Perumahan Labrata hingga Meruya Indah.

"Saluran airnya cuma 40 sentimeter dari tampungan 1,5 meter saja," sebutnya.

Ia mengatakan, perlu dilakukan pelebaran pada saluran sungai tersebut. Meski demikian, pelebaran sungai tersebut terkendala penolakan warga.

"Warga sana itu pada enggak mau dibongkar lahannya untuk proyek pelebaran. Ini kendalanya," tuturnya.

Hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Senin lalu telah menyebabkan banjir dan genangan  di RW 03, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat. Banjir setinggi hingga 40 sentimeter merendam jalanan di sana.

Salah seorang warga di Jalan Teknologi, RW 03, Meruya Utara, Nur Aini mengatakan, kawasan tersebut terakhir terendam genangan air hujan tahun 2007.

Baca juga : Kompleks BPPT Meruya dari 2007 Bebas Banjir, Kini Tergenang Lagi

Peristiwa banjir pada Senin itu menjadi perbincangan warga setempat melalui grup aplikasi pesan singkat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Jupan Royter mengatakan, saat itu kawasan Meruya Utara memang menjadi wilayah yang mengalami genangan paling parah.

"Air masuk di kawasan itu mulai pukul 15.20 WIB dan ketinggian air mencapai 20 hingga 40 sentimeter," kata Jupan, Senin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com